Akhir bulan, nih, Chingu! Oh, bukan kok, bukan mau bahas dompet cekak atau hawar-hawar gajian bagi yang merayakannya >,< Jutsru lagi pengen bahas bulan. Bulan asli yaa, alias Moon atau Dal di bahasa Korean fever sejagat.
Pas nulis ini, jujurly saya sambil menikmati keindangan bulan purnama dari jendela kamar. Wow, masyaAllah, keren! Cocok sekali dengan konten tulisan saya saat ini, haha. Makin menjiwai jadinya. Ayey!
Sudah pada tahu dong drama Hotel Del Luna (Korean: 호텔 델루나)? Para penyuka IU pasti tidak akan melewatkannya. Yup, drama Korea Selatan yang rilis dan tayang pada tahun 2019 di TvN ini menggaet penyanyi dan aktris imut Lee Ji-eun atau yang lebih dikenal sebagai IU sebagai female lead-nya. Namun, IU bukan satu-satunya alasan kalian harus menonton drama ini yaa. Karena masih ada Yeo Jin-goo dengan muka ganteng-ganteng-lucu-nya mengimbangi IU dalam beradu-peran, tentunya dia sebagai male lead-nya ya, Chingu. Uwuw, kan?! Wait! Itu baru dari sisi para lead-nya aja, lho! Untuk sisi lainnya, yuk, lanjut dibaca tulisan aye!
Genre Horor dengan Sentuhan Drama Komedi yang Pas!
Hotel Del Luna mengusung cerita berbau horor yang bertabur para hantu, tetapi dikemas dengan segar melalui bumbu drama dan komedi yang menurut saya sangat tepat, tidak berlebihan dan maksa. Cerita mengenai Hotel Del Luna, yang merupakan hotel ”persinggahan” bagi para arwah penasaran (masih memiliki tautan dengan dunia yang belum terselesaikan) ini sudah barang tentu menghadirkan sosok-sosok agak spooky dong ya.
Hotel aneh tapi nyata ini di-handle oleh Jang Man-wol (diperankan oleh IU), sebagai owner hotel yang luar biasa moody dengan gaya hedonisnya. Namanya juga hotelnya hantu yekan, Man-wol ini pun bukan manusia (setengah hidup setengah mati?). Dia adalah arwah penasaran yang diutus menjadi pemegang hotel tersebut dari ribuan tahun silam. Pengutusan ini bukan tanpa alasan,lho! Ada sentuhan dendam, kutukan, pembunuhan, juga cinta yang membuat Man-wol terjebak di sana.
Dan dia adalah Gu Chan-sung, lelaki berpendidikan cemerlang, yang ‘terpaksa’ harus masuk ke dalam lingkup Hotel Del Luna, karena terjebak oleh kesalahan masa lalu ayahnya pada Man-wol, nah lho, makin penasaran, kan? Hahaha. Akhirnya, dengan bumbu drama renyah dulu lah ya pastinya, Chan-sung pun bersedia untuk menjadi manager di hotel tersebut, dan menjadi satu-satunya manusia di sana.
Mereka bersama-sama mengelola hotel dan membantu para tamu (yang tak dijemput tapi harus diantar haha), agar mereka dapat menyeberang ke dunia kematian dengan tenang. Bersama tiga hantu lainnya, yaitu Kim Seon-bi (bartender hotel), Choi Seo-hee (petugas room serviceI hotel) dan Hyun-joong (receptionist hotel), mereka menjalankan tugas ‘agung’ tersebut yang sebenarnya adalah upaya untuk mengantarkan mereka sendiri juga ke akhirat. Karena, seperti Man-wol, mereka bertiga pun terjebak di hotel tersebut karena masa lalu yang belum terselesaikan.
Dalam perjalanannya, banyak hantu yang datang dan akhirnya pergi karena masalah telah terpecahkan, dan kebersamaan Man-wol dengan Chan-sung dalam mengemban tugas tersebut membuahkan percik-percik kebucinan di antara mereka. Yaaayyyy, sudah terbayang kan, romantisme mode is ON. HAHA. Namun, komedi pun sangat apik diselipkan di antara romantisme dan ke-spooky-an yang ada. Make them all just being PERFECT!
Alur Cerita yang Maju Mundur!
Jelas lah ya, alur cerita yang disajikan sudah pasti maju mundur. Bagaimana kisah Man-wol dan para hantu lainnya di masa lalu yang akhirnya membawa mereka ke hotel tersebut, menjadi tuas penarik plot cerita yang berganti-ganti scene antar zaman. Maklum, matinya aja sudah ribuan dan ratusan tahun lalu, bok! Dari zaman anak perempuan binangkit harus dibunuh karena telah dilahirkan, zaman perang sekutu, hingga zaman di mana operasi plastik menjadi trend di Korea Selatan, haha. Namun, justru alur dengan berbagai scene tersebut yang membuat saya makin enjoy dengan drama ini. Sedikit membuka wawasan tentang Korea Selatan, dan yang pasti tidak membuat bosan menontonnya.
Tidak perlu khawatir, meskipun alur maju mundurnya sangat banyak, tetapi karena pengemasannya sangat baik, jadi tidak membuat bingung sama sekali (kecuali kalian nontonnya dari episode tengah wkwkwk).
Karakter Pemainnya Mantap!
Yang paling memukau saya di drama ini justru bukan aduperannya male lead, walaupun Jin-goo juga sangat mempesona, sih. Acting IU yang sangat klik sekali memerankan sosok perempuan abadi (hidup 1300 tahun abadi lah ya anggap saja), yang telah melewati berbagai macam zaman dan era, mengemban dendam dan juga luka hati mendalam, serta penantian yang berunsur cinta di dalamnya, ditambah kekonyolan yang mampu dipresentasikan dengan anggun tetapi tetap lucu.
Menurut saya, kemampuan bermain peran gadis kelahiran 1993 itu sangat keren. Saya terbawa suasana dengan sempurna saat scene Man-wol mengingat luka masa lalunya di hadapan pohon Bulan, saat dia terpukau dengan Chan-sung, saat dia malu-malu meong membayangkan Chan-sung tanpa busana (wkwkwk), bahkan saat dia berlagak konyol. Semuanya terbingkai manis di wajah cantiknya.
Jin-goo pun sangat pas memerankan sosok lelaki pintar, bertanggung jawab, tenang tetapi perasa, dengan sedikit kekocakan yang tidak mengurangi sedikit pun ke-cool-annya.
Begitu juga dengan pemain lainnya, yang bahkan menghadirkan beberapa cameo di beberapa scene yang justru seperti kejutan tersendiri ketika menontonnya. Say it, kehadiran Lee Joon-gi sebagai pastur, ayoo gereget kan? Haha.
Not so Happy Ending but Not a Bad too!
Dari ending-nya sih memang bukan hal menyenangkan bagi para penikmat ‘film happy ending’. Satu per satu penghuni hotel harus menyeberang ke akhirat. Man-wol yang harus menyeberang juga dan meninggalkan Chang-sung, membuat perpisahan sebagai akhir dari cerita. Namun, bagi saya, sangat acceptable dibanding harus dipaksa bersama padahal sudah jelas berbeda dunia.
Seandainya Man-wol dibuat hidup kembali, menjadi manusia dan hidup bersama Chang-sung, jatohnya malah peres dan maksa. Sedangkan jika Chang-sung dibuat mati juga, lha apa gunanya? Kan yang menyeberang akhirat satu per satu ingatannya menghilang juga. Jadi malah mati konyol kesannya, wahaha. So, ending berpisah dan kembali ke dunia masing-masing sudah sangat tepat dituangkan sebagai penutup dari drama dengan jumlah episode 16 ini.
Happy Halloween Chingu yaa!
Ibu rumah tangga beranak dan bersuami satu, penyuka kopi dan kata. Nonton Korea juga hobinya. Biasnya tergantung mood, tapi lebih prefer yang matang-matang ranum macem Song Seung-heon. Jelas tetep ga nolak juga kalo ada yang imut lewat sejenis Kim Soo-hyun. Intinya, mata dan hati tak cukup kuat melihat yang glowing korban skincare Korea berikut sentuhan oplasnya. Mamak lemah <3
Tinggalkan Balasan