Annyeonghaseyo, chingudeul!
Dalam episode terbaru di channel podcast, Drakor Class dengan empat orang classmates-nya yaitu i_maesha, Rhin, Asri dan juga Re Ra membahas keseruan drama Korea bergenre thriller dan romantic-comedy. Seperti yang kita ketahui, tahun 2021 jagad per-drakor-an dipenuhi judul-judul drama thriller. Sebut saja “Mouse” dan “Beyond Evil” yang masih fresh di layar kaca. Bahkan, drama sejenis romcom pun tidak jarang disisipi sisi misterius layaknya drama thriller.
Melihat adanya fenomena ini, kami berempat jadi tertarik untuk membahas ‘ada apa’ dibalik tegangnya drama thriller yang kerap membuat penonton sport jantung ini?
Definisi dari drama atau film dengan genre thriller sendiri adalah drama atau film yang mengangkat cerita bertema kasus pembunuhan, teori konspirasi, gangguan kejiwaan, misteri dan mata-mata. Dari plot cerita, drama bergenre thriller cenderung lebih cerdas karena sering kali mengecoh prediksi penonton melalui twist dalam kisahnya.
Drama atau film thriller sendiri biasanya memiliki pesan yang disiratkan dalam cerita seperti masalah ideologi, pentingnya peran pengasuhan dalam perkembangan kesehatan mental, juga kesadaran atau keadilan moral.
Banyak yang menyamakan cerita dengan genre thriller dan horror. Ini disebabkan kedua genre tersebut membuat penontonnya bergidik dan maju mundur cantik ketakutan untuk melanjutkan sesi menonton. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar. Misalnya saja, cerita bergenre horror lebih menekankan pada cerita yang diambil dari mitos, supernatural atau kepercayaan masyarakat.
Drama horror akan membuat penonton merasa ketakutan karena hal-hal yang tidak masuk akal dari makhluk-makhluk gaib dan penampakan. Sementara, rasa takut yang ditimbulkan dari drama thriller adalah saat penonton menebak-nebak siapa dalang dibalik kejadian-kejadian janggal yang hadir di tiap episode.
Daftar Isi
Jenis-Jenis Drama Thriller
Jika selama ini chingudeul hanya mengetahui beragam genre drama seperti thriller, fantasi, romantis dan lainnya, ternyata setiap genre mungkin memiliki subgenre-nya lagi. Seperti contohnya drama bergenre thriller ini. Turunan atau subgenre dari drama thriller antara lain adalah :
Crime Thriller
Menurut Leila S. Chudori, crime thriller menceritakan suatu tindak kriminal yang bisa berupa perampokan, penculikan yang dapat berujung pada pembunuhan. Namun, kasus pembunuhan tidak wajib selalu ada dalam cerita ber-subgenre ini. Secara gampangnya adalah cerita mengenai sebuah pengungkapan tindak kejahatan. “Sweet Home” (2020) dan “Stranger” (2017) adalah dua dari banyak contoh drakor dengan tema crime thriller.
Psychological Thriller
Dalam subgenre ini, permasalahan tentang ketidakstabilan mental adalah bagian yang paling disorot. Dalam psychological thriller, roller coaster emosi dari karakter utamanya adalah koentji. Drama ini sering menampilkan rasa takut, kecemasan dan kepanikan. “Save Me” (2017) dan “Innocent Defendant” (2017) merupakan dua contoh drama yang memiliki subgenre ini.
Action Thriller
Subgenre ini akan banyak menampilkan adegan aksi termasuk perkelahian di dalamnya, dan umumnya digarap secara niat untuk memperoleh keuntungan. Drama ini cukup banyak dibuat sebab penggemar film action itu terbilang banyak. Contoh drama Korea yang mengusung subgenre ini adalah “Vagabond” (2019) dan “The K2” (2016).
Medical Thriller
Kasus-kasus yang muncul dalam film atau drama yang mengangkat subgenre medical thriller biasanya berkaitan dengan epidemi maupun wabah dalam sakala besar (pandemi). Film Korea yang relate dengan subgenre ini adalah “The Flu” (2013) dan “Train To Busan” (2016). Kalau drama Korea-nya ada nggak ya, chingu?
Political Thriller
Tentunya film atau drama yang ber-subgenre ini terkait dengan konspirasi dan teori-teori perpolitikan. Umumnya bercerita mengenai sebuah konspirasi skala besar dalam pemerintahan, bisa juga kisah pengungkapan suatu hal yang disembunyikan dalam sistem pemerintahan. “City Hunter” (2011) dan “The King 2 Hearts” (2012) termasuk nih ke dalam subgenre political thriller selain menampilkan banyak action juga di dalamnya.
Alasan Mengasyikan dari Tegangnya Menonton Drama Thriller
Dari hasil obrolan Podcast kemarin, saya mengambil beberapa kesimpulan dari apa yang disampaikan oleh teman sekelas Drakor Class terutama Re Ra yang merupakan fans berat drakor bergenre thriller. Saya sendiri, Asri dan Rhin juga menonton drama bergenre ini meskipun tentu judul yang kami lahap tidak sebanyak Re Ra.
Ternyata, ada beberapa alasan yang membuat drakor bergenre thriller ini selalu mengasyikan untuk ditonton para penggemarnya meskipun penonton dibuat bergidik dan suudzon sepanjang episode. 5 alasan utamanya adalah :
Memacu Adrenalin
Menonton drakor bergenre thriller tentunya memunculkan sensasi berbeda dari menonton drama bergenre slice of life atau romantic-comedy. Bagi mereka yang memiliki jantung kuat dan senang akan ketegangan, drama Korea bergenre ini cucok banget untuk meningkatkan produksi adrenalin dalam tubuh.
Mungkin untuk chingudeul yang suka kegiatan ekstrem seperti bungee jumping atau trek-trekan pakai motor dan belum bisa melakukan kegiatan tersebut selama pandemi, bisa coba menonton drakor thriller dulu nih sambil menunggu pandemi kelar. Hehe…
Rasa Penasaran yang Tak Berkesudahan
Banyaknya misteri yang belum terungkap dalam sebuah drama thriller, sudah pasti membuat penonton penasaran dengan kelanjutan kisahnya. Apalagi drama Korea kan pinter bener tuh, motong adegan bersambungnya! Bikin penonton kepikiran sampai kebawa mimpi.
Saranku untuk penonton drama thriller, mending mengikuti jalan cerita ketika dramanya masih on going. Alasannya untuk menghindari marathon nonton karena penasaran tadi. Jadi teringat ketika saya menonton Flower of Evil, saking kalapnya nggak sadar seharian menonton sampai delapan episode!
Menguji Logika Berpikir Penonton
Drama thriller ini memang cocoknya bagi mereka yang senang berpikir, menyukai teka-teki dan pantang menyerah untuk mengungkap kebenaran. Jalan cerita dalam drama thriller selalu memberikan tanda tanya BESAR, yang membuat penonton mau tidak mau ikutan mikir tentang kelanjutan ceritanya.
Nggak cuma berat untuk jantung, drama bergenre thriller juga cukup berat untuk otak. Tapi, justru di sinilah letak keseruannya. Banyak penonton yang mengungkapkan teorinya masing-masing hingga membuat prediksi-prediksi sesuai dengan logika berpikir mereka.
Plot Twist yang Cerdas
Sebuah cerita thriller, akan sukses kalau ceritanya berhasil mengkhianati ekspektasi penonton (mengutip kata-kata Kak Rijo). Dalam drama thriller, penonton akan digiring untuk mencurigai seseorang terlebih dahulu. Setelah penonton suudzon dengan karakter tersebut, satu per satu misteri akan terbuka hingga BOOM! terungkap kenyataan yang mostly bertolak belakang dengan apa yang dipikirkan oleh penonton.
Adapun jika penjahatnya sudah terungkap dan sesuai dengan ekspektasi penonton, biasanya alasan-alasan dibalik terjadinya suatu kasus tersebut tetap membuat penonton ber-ooohh!-ria. Jadi, biarpun terprediksi, tetap dikemas secara apik untuk menjaga greget penonton.
Satu lagi nih, umumnya drama bergenre thriller memiliki ending yang unpredictable. Seperti contohnya “Signal” (2016) yang akhir ceritanya membuat penonton masih bertanya-tanya. Hebatnya, akhir cerita yang open ending seperti inilah yang membuat penonton terus mengingat kisahnya meski dramanya sudah tamat kapan taun.
Akting Memukau Aktor dan Aktrisnya
Terkadang siapa yang bermain dalam drama membuat kita ikut terpanggil untuk menonton drakor tersebut, meskipun chingudeul bukan penggemar drama thriller atau justru tipe yang menghindari genre ini. Tentu saja, bagi para aktor, bermain peran dalam drama thriller adalah hal yang menantang. Nah, bias-bias kaca biasanya penasaran nih dengan akting mereka di drama yang membawa hawa berbeda ini.
Berbeda dengan drama romcom yang kerap menampilkan fashion style serta mimik wajah ceria dan bercahaya, karakter dalam drama thriller cenderung dark dan menampilkan ekspresi wajah ketakutan dan ketegangan. Emosi yang ditampilkan pun biasanya pol-puolan banget. Mereka juga nggak ragu menunjukkan wajah jelek mereka saat berteriak histeris atau bonyok habis bertantem.
Antara Thriller yang Menegangkan dan Romcom yang Manis-Manis
Dalam podcast Drakor Class, Asri mengatakan bahwa akan tidak menyehatkan mental jika seseorang terus menerus terpapar drama bergenre thriller. Ia sendiri menggunakan drama bergenre lain seperti romcom sebagai penawarnya. Sedangkan Risna, menyebutkan bahwa ia sudah lelah menonton banyak serial thriller hingga akhirnya sekarang melipir dan lebih memilih drama yang membangun suasana bahagia, hangat dan tidak membuat otak keriting.
Saya sendiri berada di blok tengah-tengah, menonton drama romcom yang sering disebut cheesy dan klise, tapi juga menonton drama thriller jika pemainnya menarik. Hehe. Dari beberapa judul drakor thriller yang saya tonton, sudah pasti oppa-eonnie nya saya kenal dan akan lebih menarik jika tetap ada unsur romance di dalamnya. Biar ada manis-manisnya!
Re Ra sendiri juga mengakui, meskipun drama bergenre thriller adalah “gue banget”nya versi Re Ra namun ia juga masih menonton drama bergenre lain untuk menetralkan efek kejut serta psikologis yang ditimbulkan setelah menonton deretan drama-drama thriller.
Lebih lengkap lagi, dengarkan obrolan kami yuk, chingudeul! Di podcast berikut ya :
Full-time mom and wife, half-time writer. Menonton dan mereview drakor sebagai salah satu wujud me time dari rumah 😉
Tinggalkan Balasan