Di antara para teman DrakorClass, walaupun sama-sama suka nonton drakor, tapi ada dalam tipe penonton drakor yang berbeda. Sebenarnya pembagian tipe penonton drakor memang bukan harga mati dan bisa saja berubah. Beberapa teman suka mencari tahu terlebih dahulu jalan ceritanya dan tidak berkeberatan dengan spoiler sebelum memulai menonton, tapi beberapa tidak mau terkena spoiler. Saya termasuk yang mulai tidak suka terkena spoiler tapi suka memprediksi.
Terkena spoiler itu bisa mengurangi efek dramatis dari tontonan. Sedangkan ketika jalan cerita berlangsung sesuai prediksi, walaupun ada perasaan sudah tahu sebelumnya, tetap saja bisa menikmati jalan ceritanya, malah jadi lebih senang karena ceritanya sesuai dengan harapan.
Daftar Isi
Spoiler
Kata spoiler merupakan kata dari bahasa Inggris yang ternyata belum ada dalam KBBI. Saya menggunakan definisi yang digunakan di Wikipedia saja.
Saya baru tahu kata bahasa Indonesia dari spoiler adalah ‘beberan’. Saya lebih sering mendengar kata spoiler untuk menyebutkan bocoran jalan cerita. Dalam tulisan ini, saya menggunakan spoiler untuk menyatakan bocoran cerita drama yang sedang ditonton.
Prediksi
Menurut KBBI, kata prediksi berarti ‘ramalan atau prakiraan’. Prediksi di sini bukan berarti ramalan menggunakan mata batin atau ramalan bintang, tapi menggunakan logika dari fakta-fakta yang sudah diketahui.
Beberapa cara saya memprediksi akhir dari sebuah cerita drama tentunya berdasarkan cerita yang sudah ada dalam beberapa episode sebelumnya, makna dari judul drama tersebut, lirik lagu soundtracknya, atau drama lain karya pengarangnya.
Biasanya, saya dan teman di drakorclass sering bertukar cerita tentang drama yang masih ongoing, lalu berusaha menebak kelanjutannya atau mempertanyakan hal-hal yang belum terjawab dalam cerita tersebut. Lama-lama, setelah sekitar 8 episode (setengah dari keseluruhan jumlah episode drakor), kami sudah mulai tebak-tebakan atau memprediksi akhir dari ceritanya.
Drama “Do You Like Brahms” dan “Record of Youth”
Dulu, saya lebih suka menonton drama yang sudah selesai. Alasannya? Ya, supaya tidak penasaran. Tapi sekarang ini, karena saya tidak ingin kena spoiler saya lebih suka menonton drama yang masih ongoing.
Beberapa waktu lalu, saya sempat punya beberapa drama ongoing yang diikuti, tapi pada akhirnya setelah beberapa drama selesai sesuai prediksi, sudah beberapa minggu tetap saja belum saya tonton juga kelanjutan kisahnya.
Setelah menonton beberapa drama dari genre yang sama, saya memang mulai bisa melihat pola ceritanya. Bukan mau bilang ahli, tapi ya memang ada tren yang bisa dilihat. Ada 2 drama yang prediksi saya cukup benar: “Do You Like Brahms”, dan “Record of Youth”.
Drama tersebut sama-sama menceritakan kisah anak muda jelang 30. Usia sudah harus mandiri, menentukan langkah ke depan dan bukan lagi harus menyusahkan orang tua. Walaupun belum bisa beli rumah sendiri, minimal sudah punya penghasilan tetap dan bisa membeli berbagai kebutuhan pribadi.
Do You Like Brahms
Drama “Brahms” ceritanya cenderung lambat tapi manis. Tokohnya digambarkan sangat berhati-hati dan agak introvert. Tokoh utamanya, baik yang lelaki maupun perempuan, sering tidak sempat menjelaskan dirinya karena orang sering mengambil kesimpulan buat mereka, yang terkadang berpotensi salah paham berkelanjutan.
Bukan hanya terkadang, masalah ini sering sekali bikin salah paham karena tokohnya cenderung susah mengungkapkan isi hatinya. Baru mau ngomong, sudah dipotong dan disimpulkan lawan bicara. Baru mau mengoreksi kalau kesimpulan salah, ada hal lain yang terjadi dimana lawan bicara harus pergi, dan tentunya lawan bicara tetap dengan kesimpulan yang salah. Saya gemes kalau sudah ada scene begini. Selalu deh kalah cepat dengan lawan bicara.
Kalau penasaran dengan cerita lengkapnya, silakan ke tulisan salah satu kontributor drakorclass di sini : Review Do You Like Brahms.
Record of Youth
Drama “Record of Youth” berkebalikan dengan “Brahms”. Tokohnya cukup supel, mudah bergaul, dan dengan cepat menyatakan apa yang ada di hatinya. Kalau lawan bicara ambil kesimpulan salah, mereka dengan cepat memberitahu, yang benar seperti apa.
Mereka tidak berlama-lama menyimpan di dalam hati kalau ada yang tidak sesuai. Tapi itupun, keadaan menyebabkan tokoh utama, yang hubungannya diawali dengan komunikasi yang baik, akhirnya mengalami masalah dengan komunikasi.
Spoiler: Akhir dari “Brahms” dan “Record of Youth”
Dalam hubungan dengan pasangan, komunikasi adalah kunci. Setiap orang punya gaya berkomunikasi masing-masing. Setiap orang juga tidak bisa tahu isi hati orang lain. Karenanya akan sulit sekali berkomunikasi kalau tidak ada niatan baik. Komunikasi itu 2 arah, kalau cuma searah namanya pengumuman.
Tapi memang, komunikasi bukan satu-satunya kunci dari hubungan. Ada lagi yang namanya prioritas diri dan tujuan bersama (dalam konteks hubungan yang berkomitmen menjadi pasangan).
Karakter pasangan di “Brahms” lebih bisa bertahan karena pada dasarnya sama-sama pendiam. Mereka tipe yang selalu punya waktu untuk mendengarkan penjelasan lawan bicaranya. Untungnya, ketika ada bibit kesalahpahaman, karakter mereka juga belajar untuk menyampaikan apa yang dirasakan, walau rasanya ketika menontonnya itu cukup slow motion.
Mereka juga cukup tahu apa yang mereka mau dan terbuka dengan perasaan satu sama lain. Karena sama-sama sedikit bicara, ketika melihat pasangan itu berkomunikasi, seperti sedang melihat orang yang bicara itu bergantian dan saling menunggu satu sama lain.
Di awal cerita drama, karakter dalam pasangan “RoY” selalu mengungkapkan apa yang ada di hatinya. Akan tetapi ketika masing-masing sibuk dengan kariernya, mereka berusaha berubah demi pasangan atas nama pengertian. Tapi karena karakter aslinya bukan seperti itu, mereka jadi tersiksa sendiri. Perasaan tidak dicari atau tidak dibutuhkan jadi timbul; padahal maksud hati berusaha mengerti kesibukan pasangan dan tidak ingin mengganggu.
Dari beberapa episode sebelum akhir, saya sudah memprediksi kalau pasangan “Brahms” akan berakhir dengan bahagia, dan pasangan “RoY” akan berakhir tanpa kepastian atau bisa jadi tidak bahagia. Teman-teman di drakorclass tentu saja protes karena saya dianggap spoiler. Padahal, jelas-jelas waktu itu dramanya belum berakhir, hehehe.
Saya tidak suka cerita yang tidak berakhir bahagia, tapi saya lebih tidak suka dengan cerita yang berakhir dipaksakan. Walaupun saya merasakan kesedihan teman drakorclass yang berat hati menerima akhir dari “RoY”, tapi saya merasa kalau penulis cerita “RoY” sudah memberikan akhiran yang paling masuk akal.
Memang, drama Korea tidak selalu harus masuk akal, namanya juga drama, kan? Tapi, melihat dari awal drama “RoY” ini alurnya menggunakan logika bukan hati, jadi tidak mungkin kalau di akhir tiba-tiba ada salah satu yang berkorban. Toh, kalau jodoh, mungkin di usia 40 mereka bisa bikin sequelnya (hahahah udah ga seru lagi deh).
Setidaknya dari judulnya, yang berarti ‘catatan masa muda’, saya sudah bisa menebak kalau drama itu hanya merupakan cuplikan kisah di masa muda, yang mengandung banyak pelajaran. Bisa saja pada akhirnya ditunjukkan beberapa tahun kemudian mereka bersama-sama dan menikah, tapi ending yang seperti itu akan terasa sekali sangat dipaksakan dan bukan lagi jadi catatan masa muda.
Penutup
Kadang-kadang prediksi saya bisa tepat, tapi seringnya salah. Beberapa drama seperti “CLOY” tidak bisa memberikan akhir yang membahagiakan buat semua orang. Karena walaupun Capt. Ri dan Yoon Se-ri bertemu di Swiss, tapi pada dasarnya mereka tidak bertemu setiap hari dan tentunya akan rentan dengan masalah di komunikasi.
Tapi ya namanya juga drama, nikmati saja cerita, yang dituliskan oleh writer-nim, dan disajikan oleh aktor dan aktris, yang dipilih oleh sutradara. Kalau ada yang kurang disukai, kita selalu bisa memberikan alternate ending toh. Namanya juga drama, ambil hal yang bermanfaat, lupakan yang tidak bermanfaat.
Bagaimana dengan pembaca drakorclass? Apakah ada yang suka spoiler atau prediksi? Saya terpikir ingin menuliskan prediksi dari drama yang sedang diikuti. Kalau memang banyak yang suka spoiler dan prediksi, yuk mari merapat dan nantikan tulisan dari teman-teman di drakorclass ya.
Blogger, Wife, Mom of 2 boys, Homeschooler, Crafter.
Nonton drakor (terutama romcom) untuk hiburan dan mencari ide untuk dituliskan.
Catatan belajar dan hobi tentang menulis, blog, Canva dan Kinemaster bisa dibaca di https://risna.info
Tinggalkan Balasan