Ada banyak drama Korea yang menampilkan oppa dan eonnie favorit di penghujung tahun 2020 kemarin. Genrenya pun beragam. Mulai dari “Mr. Queen” dan “Secret Royal Inspector” yang bergenre historikal, “Sweet Home” yang menampilkan nuansa horor dan thriller, sampai “True Beauty” yang bergenre halu komedi romantis. 

Terus terang (tsaahh…lebay dikit biar gaya) setelah menamatkan drama “DoDoSolSolLaLaSol” yang dua episode terakhirnya sungguh menguras emosi(ku), aku belum berhasil move on dan menonton drama lain. Pernah mencoba beberapa, tetapi paling mentok menyelesaikan episode pertama. Itupun baru berhasil diselesaikan dalam tiga kali sesi, kalau tidak ‘berhenti di tanjakan’ alias gak dilanjutkan menonton. Ah, ternyata segitunya, ya, pesona Lee Jae Wook buatku #uhuk

Dari banyak drama itu, tersebutlah satu drama yang berjudul “Lovestruck in The City”. Tidak ada ekspektasi khusus ketika mulai menonton drama ini, selain harapan bahwa drama ini bisa membuatku mulai lagi menonton (dan menulis tentang) drakor. Drama yang tayang di Netflix setiap hari Selasa dan Jumat ini cocok buat penonton moody seperti aku, terutama karena durasi per episode yang relatif pendek. Hanya 30 menit. Total episodenya pun hanya enam belas. Ketika tulisan ini dibuat, drama ini sudah tayang sebanyak 9 episode. Dengan kata lain, kalau tidak ada halangan, maka drama ini akan rampung pada pertengahan Februari 2021. 

Ternyata harapan tak berujung hampa. Episode pertama drama “Lovestruck in The City” ini berhasil membuatku bertahan menonton atas nama penasaran. Penasaran, “Ini drama lagi ngomongin apa sih??”. Penasaran karena aroma romansa yang menguar begitu kuat. Membuat aku tak sadar kalau setengah jam sudah berlalu. 

Bagaimana kesan setelah menonton episode pertama dari drama “Lovestruck in The City” ini? Baca terus ya… Janji, spoilernya tipis aja kok.

The Casts

Film ini digawangi oleh aktor dan aktris senior. Para posisi lead, ada Ji Chang Wook (Park Jae Woon) dan Kim Ji Won (Lee Eun O/Yoon Sun Ah), dua nama yang sudah malang melintang di dunia tipu-tipu panggung hiburan Korea. Mereka sudah bermain dalam sejumlah drama, beradu akting dengan aktor dan aktris senior lainnya, dan mendapatkan banyak penghargaan yang merupakan pengakuan atas kemampuan akting mereka. Beberapa wajah lain yang sudah cukup dikenal juga ikut beradu akting di sini, antara lain So Ju Yeon (drama “Dr. Romantic 2”) dan Ryoo Kyung Soo (drama “Itaewon Class”). Bersama sepasang aktor dan aktris lainnya, mereka berenam menjadi karakter utama dari drama ini. 

Walaupun tidak menjadi karakter utama, di drama ini bermain juga salah aktris favoritku, yaitu Park Jin Joo. Wajahnya pasti familiar bagi para pecinta drakor, karena seperti halnya Kim Joo Hoon, Park Jin Joo juga sering muncul di berbagai drama Korea.  Di tahun 2020 ia ikut bermain dalam “Backstreet Rookie” dan “It’s Okay to Not Be Okay”. 

Drama ini (rupanya) cukup ditunggu-tunggu oleh pecinta drama Korea. Bukan semata-mata karena sederet nama dan wajah terkenal tadi. Namun tak lain tak bukan karena drama ini disutradarai oleh Park Shin Woo. Park Shin Woo adalah nama dibalik sejumlah drama romansa berbumbu konflik cinta, seperti “It’s Okay to Not Be Okay” (2020), “Encounter” (2019), dan salah satu drama favoritku sepanjang masa, “Jealousy Incarnate” (2016).

The Story

Sebelum menonton drama ini, aku sengaja tidak mencari tahu atau membaca resensinya. Juga tidak untuk sinopsis singkat yang selalu dicantumkan pada bagian pembuka Netflix. Niatnya, supaya benar-benar mendapatkan kesan pertama tanpa intervensi dari pihak manapun. 

Kesan Pertama Begitu Menggoda…

Penyajian drama ini mengingatkanku kepada beberapa serial tv Amerika, seperti “Modern Family” atau “The Office”. Ceritanya ini adalah sebuah film dokumenter tentang bagaimana pria dan wanita di kota besar nge-date. Untuk itu, si pembuat film mengumpulkan dan mewawancara 50 orang pria dan wanita berusia akhir 20 – awal 30 tahun, yang datang dari berbagai latar belakang profesi. Responden ini kemudian diikuti oleh kamera sepanjang melakukan kegiatan sehari-hari, sambil ditanyai hal-hal sehubungan dengan kehidupan asmara mereka. Tentu saja mereka diharapkan menjawab setiap pertanyaan dengan jujur. Hm… benarkah? 

Kesan pertama langsung bikin bahagia, khususnya bagi fans Ji Chang Wook. Penonton tak perlu menanti lama; belum ada 59 detik berjalan, visual dan pesona Ji Chang Wook langsung menguasai panggung. Disajikan pada pinggan perak, up close and personal. 

Episode pertama membahas satu pertanyaan. “Do you know which man/woman you are compatible with?”, atau dengan terjemahan bebas (banget), “Kamu cucoknya sama pria/wanita yang kaya’ apa sih?”. Lalu para karakter — ada enam orang, tiga pria dan tiga wanita — memberikan jawaban mereka. Pertanyaan ini membuat kedua tokoh utama, Park Jae Woon dan Lee Eun O, mengingat kembali kisah cinta mereka. Kisah yang meninggalkan kesan (luka?) begitu dalam, sehingga mereka yakin, bila boleh mengulang waktu, mereka pasti akan jatuh cinta sekali lagi. 

Menilai dari episode pertama saja, flow ceritanya disajikan cukup cepat dengan alur flashback. Penonton seakan diberi clue tentang apa yang terjadi pada (mungkin) penghujung kisah cinta mereka, yang kemudian diceritakan dari dua sudut pandang berbeda, yaitu sudut pandang si pria dan si wanita. Selanjutnya penonton diajak mengikuti dan menikmati prosesnya dari dua sisi. 

The Chemistry 

Pada seperempat bagian pertama langsung dikisahkan bagaimana kedua lead bertemu. Park Jae Woon, seorang arsitek dari Seoul, datang berlibur ke sebuah pulau. Di sana ia bertemu dan berkenalan dengan Lee Eun O, yang ketika itu mengaku bernama Yoon Sun Ah, yang ditugaskan untuk menjemputnya di bandara. Selama perjalanan singkat dari bandara itu, serta merta Park Jae Woon kepincut dengan Yoon Sun Ah. Sun Ah yang impulsif tampak begitu “aneh” sekaligus menawan. “Ceria dan bersinar”, kata Jae Woon. 

Semua kisah cinta, mau sefantasi apapun, mau seabsurd manapun, akan selalu aku sambut dengan bahagia dan hati terbuka. Hanya satu hal yang tidak terampuni, yaitu apabila kisah cinta terjadi tanpa chemistry. Bahagianya aku, si romance junkie sejati ini, ketika melihat kedua tokoh utama menunjukkan chemistry yang tak terbendung, seperti yang ditampilkan oleh Ji Chang Wook dan Kim Ji Won. Scene ketika mereka berdua saling bertukar pandang dari kejauhan di tengah keramaian, ketika mata bertemu dan saling bicara dalam bahasa cinta…. Aaahh… hatiku oh hatiku!

Yay or Nay?

Apabila Chingudeul sekalian adalah penyuka kisah cinta, maka drama ini akan menarik untuk diikuti. Episode pertamanya jelas berhasil membuatku penasaran dan ingin melanjutkan menonton. Durasinya yang relatif singkat, dan total episode yang hanya berjumlah dua belas, membuat drama ini bisa diikuti dengan santai, tidak terlalu terbeban dengan komitmen #apasih. Menontonnya juga membuat senyum-senyum dengan hati ikutan berbunga bahagia. Walaupun belum belum sudah menyajikan adegan klise “kembang api”, dan tampaknya di episode selanjutnya akan ada beberapa scene yang ‘hawtt’, tapi ya namanya juga kisah cinta. Selama chemistry bicara, apa saja boleh daah… haha

Satu hal yang pasti, drama “Lovestruck in The City” ini berhasil membuatku menemukan kembali semangat untuk menonton dan menulis tentang drama Korea. Ah… kisah cinta memang hanya bisa disembuhkan dengan kisah cinta lainnya.