Kemarin, salah seorang teman sekelas di Drakor Class iseng bikin daftar drama 2020 yang hits. Lalu, kami mencoba untuk memeriksa berapa banyak sih kami menonton drama tahun 2020 ini. Ternyata, walaupun kami penggemar drakor, tidak satu orangpun yang mampu menonton semua judul drama -drama ini secara lengkap. Pasti ada saja yang tidak ditonton, atau mungkin tidak diteruskan menontonnya (didrop).
Menonton itu buat hiburan, dan setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk memilih hiburan yang bisa dinikmati. Maka, ketika sebuah drama tidak dapat dinikmati lagi, lebih baik ditinggalkan dan mulai menonton judul lainnya.
Daftar Isi
Daftar K-Drama 2020
Dari daftar di atas, saya menonton hanya sekitar 15 drama ongoing tahun ini. Beberapa teman hanya menonton 9 atau 10. Tidak sampai setengahnya. Selain menonton drama ongoing, beberapa dari kami (termasuk saya) masih menonton drama-drama dari tahun sebelumnya sambil menunggu episode terbaru yang hanya 2 episode per minggu.
Saya belum menghitung berapa banyak drama yang saya tonton tahun ini. Setelah menemukan seni menonton ongoing, jumlah drama yang saya tonton memang berkurang. Ternyata lebih seru menuliskan isi drama yang ditonton daripada nonton kebanyakan drama tapi tidak ada kesan yang dituliskan.
Beda Selera itu Biasa
Dari sekian banyak judul, ada beberapa judul yang ditonton mayoritas teman di Drakor Class, tapi ada juga yang tidak menonton drama yang tinggi ratingnya dan jadi omongan semua orang seperti Crash Landing on You. Semakin banyak menonton drama, saya merasa semakin memilih untuk menonton drama. Terkadang, setelah memilih ternyata bisa saja saya salah pilih dan akhirnya tidak meneruskannya. Di Drakor Class, beda selera tontonan drama itu biasa, justru dengan perbedaan selera, kami bisa menuliskan lebih banyak tentang drama Korea.
Perbedaan jadi Bahan Berkarya
Beberapa hari lalu, secara impulsif kami membuat podcast membahas drama apa yang kami mulai tonton lalu kami drop di tengah jalan. Pertanyaannya kalau drop, alasannya kenapa dan sebaliknya apakah ada drama yang tadinya tidak niat ditonton tapi ternyata malah keterusan dan malahan jadi menanti-nantikan dramanya.
Awalnya yang ngobrol itu hanya Cha Ree, Cho Sweeney dan saya, ternyata waktu teman-teman yang lain tahu, mereka jadi kepingin ikutan juga. Jadilah dibikin sesi berikutnya. Di sesi berikutnya saya tidak bisa ikut karena ada tugas utama menanti.
Di sesi ke-2 ini lebih banyak yang bergabung. Selain Cha Ree dan Cho Sweeney, ada VIP Ah In Jisung, DK, Rani Noona dan ada Cho Rijo juga. Kalau dari obrolan awal, Cho Rijo banyak sekali tidak meneruskan tontontan drakor di 2020 ini, sayangnya kemarin belum sempat dikupas tuntas. Padahal, saya yakin pasti menarik mendengar alasan kenapa Cho Rijo tidak meneruskan menonton drakornya Lee Min Ho Oppa.
Buat yang lebih suka mendengarkan podcast, langsung saja dengarkan ya. Kalau ada yang penasaran dan belum sempat mendengarkan podcastnya, yuk mari teruskan membaca tulisan ini.
Alasan Drop Drama
Setiap orang punya selera yang berbeda, dan biasanya itu menjadi alasan utama tidak memulai menontonnya. Ada beberapa alasan utama drop drama, antara lain:
1|Jalan ceritanya
Mr. Queen
Kebetulan saya lagi kesal dengan drama “Mr. Queen” yang episode 1 nya cukup menjanjikan dan lucu, tapi episode ke-2 mulai melambat dan menunjukkan warna drama saeguk sejati yang tidak bisa saya nikmati.
Saya memang bukan penonton drakor genre sejarah. Ada beberapa alasan:
- merasa aneh melihat cowo-cowo sanggulan
- terkadang dengan berganti baju pemeran wanita yang jelas-jelas terlihat wanita bisa memerankan tokoh pria dan sebaliknya, dan ini mengganggu buat saya
- saya tidak suka cerita politik
Dari sekian banyak drama saeguk, saya baru berhasil menonton “Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo” beberapa waktu lalu, ini atas rekomendasi dari teman-teman di drakor class juga. Saya cukup bisa mengikuti cerita “Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo” karena cerita utamanya ya cerita romance yang dibumbui perebutan kekuasaan antara para pangeran.
Awalnya, saya ingin menonton “Mr.Queen” karena melihat trailer yang lucu dan saya cukup terpikat dengan episode pertama yang kaya informasi mengenai baju tradisional kerajaan sampai ritual perkawinan masa itu. Jalan ceritanya juga cukup membuat saya tertawa ketika melihat episode pertama. Memang cerita episode pertama “Mr. Queen” ini sangat kocak, seperti yang dituliskan oleh teman saya DK di blognya.
Baca Juga: Mr Queen: Kocaknya Koki Pria yang Terjebak dalam Tubuh Ratu Joseon
Setelah menonton episode 2 dan 3, saya mulai merasa bosan dan tidak tahan untuk meneruskannya. Porsi lucu nya agak berkurang dan tujuan ceritanya mulai tidak jelas. Saya tidak suka dengan jalan cerita yang tidak jelas dari awal tujuannya.
Saya merasa tujuan si Chef yang tertukar tubuh menjadi Ratu sebenarnya jelas, dia ingin kembali ke tubuhnya. Pemeran Ratu ini juga cukup lucu dan jago aktingnya sehingga saya bisa melihat seakan-akan dia si Chef, tapi saya merasa tujuan Raja dalam “Mr. Queen” ini tidak dijelaskan dengan baik. Mungkin disitulah misterinya dengan harapan penonton menunggu-nunggu kelanjutannya, tapi buat saya malah jadi males nerusin sih.
2| Tidak ada hal positif di dalamnya
Ada banyak drama Korea dengan rating tinggi yang tidak saya tonton karena saya tahu saya tidak cocok dengan ceritanya. Ada juga yang menonton drama karena merasa ceritanya mirip dengan drama lain yang populer sebelumnya. Lalu berharap drama ini akan sekelas dengan drama sebelumnya.
The Penthouse: War in Life
Setelah menonton “The Penthouse: War in Life” sebanyak 12 episode yang tiap episodenya terdiri dari 30 menit di Viu, Cho Sweeney memutuskan untuk tidak meneruskan. Alasannya karena… dia tidak mendapat manfaat dari drama itu selain perasaan seperti menonton drama yang asalnya bukan dari Korea.
Saya tidak menonton drama “The Penthouse: War in Life” dari awal, karena saya dengan ceritanya mirip “Sky Castle”. Sebagus apapun rating “Sky Castle”, saya memang memilih tidak menontonnya karena saya tidak merasa suka melihat persaingan dunia sosial. Nah, Cho Sweeney ini menonton drama “Sky Castle”, dan cukup bisa menikmatinya. Namun apa daya, ” The Penthouse” ini buatnya seperti tiruan “Sky Castle” tapi tanpa manfaat buat penontonnya.
Perasaan Cho Sweeney sebenarnya sudah mulai terganggu sejak beberapa episode di awal, tapi dia tetap berharap drama ini membaik karena toh ratingnya pun bagus. Drama ini bahkan sudah direncanakan untuk dibuat season 2 nya. Tapi akhirnya Cho Sweeney menyadari harapannya tidak akan terwujud dan memutuskan berhenti saja daripada semakin emosi jiwa.
3| Tidak Tega Melihat Terusannya
Nah ini biasanya terjadi karena terpapar spoiler dari sosial media. Bisa juga karena sudah tahu kalau endingnya tidak akan seindah harapan. Beberapa teman memilih untuk tidak meneruskan menonton beberapa episode terakhir karena tidak tega dengan nasib second lead.
Start-Up
Drama “Start-Up” ini memang luar biasa menampilkan tokoh Han Ji Pyeong sebagai sosok second lead yang dipuja pemirsa. Setidaknya dipuja sampai titik di mana dia diberi kesempatan tapi tidak melakukan apa-apa. Kalau menonton secara utuh, saya rasa semua akan oleng dan menerima kenapa Dalmi memilih Dosan.
Teman-teman yang terpesona dengan Kim Seon Ho akhirnya ada yang tidak menyelesaikan menonton drama ini, atau menyelesaikan dengan setengah hati. Ada juga yang tiba-tiba kehilangan mood menonton lanjutannya karena merasa penulis drama ini tidak adil kepada Han Ji Pyeong.
Drama di Luar Ekspektasi
Ada beberapa drama yang ratingnya tidak tinggi dan tdak jadi pembicaraan banyak orang tapi cukup menarik untuk ditonton dari 5 menit pertama. Setidaknya buat saya.
Please Don’t Date Him
Drama “Please Don’t Date Him” ini bertema AI seperti “Start-Up”, tapi bukan tentang kisah cinta segitiga ala pilpres ya. Awalnya saya pikir ceritanya hanya akan niru-niru “Start-Up”. Ternyata ceritanya berbeda banget dan gak ada hubungannya sama “Start-Up”.
Jalan ceritanya cukup cepat dan bisa diterima walau ada titik ajaib yang baru dijelaskan di episode ke-5. Saya tertarik dengan karakter tokoh wanitanya sih. Baru 5 menit pertama saya sudah merasa tokoh wanitanya punya karakter yang menarik untuk ditonton. Titik ajaib itu bisa diabaikan karena penggambaran karakter yang cukup menarik dari awal.
Beberapa teman sekelas di Drakor Class juga menonton drama ini dan bilang menarik karena si tokoh perempuan yang cantik dan aktingnya bagus. Visual dan karakter tokoh utama adalah kunci, hehehe..
Drama Memikat sejak Episode Pertama
Pembahasan tentang drama yang memikat sejak episode pertama ini tidak banyak dalam podcastnya, karena udah kelamaan membahas drama yang ditinggalkan. Tapi dari obrolan sesi ke-2, semua setuju kalau Hospital Playlist merupakan drama yang terbaik di tahun 2020 ini. Kami menanti-nantikan Hospital Playlist Season 2.
Selain drama Hospital Playlist, salah satu drama ongoing yang memikat saya sejak episode pertama dan diluar ekspektasi adalah drama “True Beauty”. Sudah ada beberapa tulisan tentang drama ini di Drakor Class. Baca juga tulisan kami yang lain tentang True Beauty ya.
Blogger, Wife, Mom of 2 boys, Homeschooler, Crafter.
Nonton drakor (terutama romcom) untuk hiburan dan mencari ide untuk dituliskan.
Catatan belajar dan hobi tentang menulis, blog, Canva dan Kinemaster bisa dibaca di https://risna.info
Tinggalkan Balasan