Setelah beberapa waktu lalu kita belajar tentang istilah bisnis dan investasi, saatnya kita mempelajari apa yang harus dilakukan seorang CEO ala Start Up, ya, chingu-deul.
Sebuah perusahaan dalam ukuran apapun, meski dia hanya didirikan oleh kurang dari lima orang, tetap harus memiliki struktur organisasi yang jelas. Pembagian posisi dan tugas ini nantinya akan berguna agar perusahaan berjalan efektif dan efisien.
CEO adalah Chief Executive Officer, singkatnya, dia adalah pengelola yang juga tampil sebagai perwakilan perusahaan. Tidak selalu seorang CEO adalah pemilik modal atau pemilik perusahaan. CEO bertanggung jawab penuh dalam seluruh aktivitas perusahaan baik teknis, strategi, hingga manajemen.
Selain CEO, dalam sebuah start up juga diperlukan posisi CTO atau Chief Technology Officer, sebagai personel yang bertanggung jawab atas pengembangan produk. Hal ini karena dalam perkembangannya, start up kini bergeser makna menjadi perusahaan rintisan yang berbasis teknologi dan inovasi.
Selanjutnya ada jabatan CFO, CMO, atau COO seiring dengan berkembangnya perusahaan dan struktur organisasinya.

Balik lagi ke Start Up, di episode 6, Samsan Tech diharuskan menentukan pembagian saham antar personelnya sebagai langkah awal pendirian perusahaan rintisan. Saat itu, baik Seo Dal Mi maupun rekan-rekannya tidak punya clue sama sekali bagaimana melakukannya. Bahkan, mereka membagi rata saham yang lain, dan memberikan porsi saham terbesar kepada Nam Do San hanya dengan alasan dia yang paling jago di antara mereka.
Saat Dal Mi ke perpustakaan untuk mencari buku ‘Bagaimana Menjadi CEO yang Baik’, mentornya, Han Ji Pyeong, bilang bahwa tidak ada yang namanya kiat-kiat khusus untuk menjadi CEO yang baik.
Pak Han berkata, “kau harus memilih; mau jadi orang baik atau jadi CEO?”. Kata-kata ini mungkin terasa nggak enak awalnya, tetapi ia melanjutkan, “karena sebagai seorang CEO, kamu tidak akan pernah bisa memuaskan semua pihak. Di mata sebagian orang, kamu akan tetap dicap buruk. Tidak masalah. Yang terpenting, sebagai CEO kamu adalah penentu kebijakan perusahaan. Kamu tidak boleh serakah.”

Dal Mi benar-benar mendengarkan nasihat Pak Han. Ia belajar sangat keras, membaca buku-buku penting, menganalisis data, mengatur manajemen dan strategi, dan belajar membuat keputusan-keputusan penting yang harus diambilnya.
Ayo kita simak beberapa pelajaran penting menjadi CEO perusahaan dari drama Start Up:
Daftar Isi
1. Orang Kunci Perusahaan
CEO adalah orang kunci perusahaan.
Dalam fase awal, semua orang harus mempercayakan sahamnya kepada orang kunci tersebut supaya dia bisa membuat kebijakan yang dituruti semuanya. Menurut Pak Han, seorang CEO harus punya kepemilikan saham lebih dari 90% supaya lebih leluasa memiliki kendali. Karena begitu investor masuk, persentase ini akan terbagi lagi dengan investor pemilik modal.
“Seorang CEO diakui karena jumlah sahamnya,” begitu kata Pak Han. Jika pemegang saham terbesar bukanlah CEO-nya, melainkan orang yang berbeda, investor akan bingung karena posisi CEO yang tidak kuat.
2. Percaya Diri
Seo Dal Mi sempat meragukan kemampuannya sebagai CEO. Di antara anggota timnya, pendidikannyalah yang paling rendah, hanya lulusan SMA.
Namun, saat ini, hanya dia yang dapat diandalkan untuk bertemu para investor. Dengan tekad yang kuat membawa Samsan Tech maju, dia berusaha dengan keras mempelajari apa saja yang harus diketahui seorang CEO dengan mengirimkan 400 lebih pertanyaan tentang bisnis dan manajemen kepada mentornya.
Perlahan-lahan kepercayaan diri Dal Mi pun meningkat. Ia membuat rancangan pembagian saham dengan dasar fungsi setiap personel. Han Ji Pyeong kaget melihat Dal Mi sebagai CEO hanya memiliki saham 16% saja sedangkan Nam Do San sebagai CTO memiliki 64% saham. Dalam hal ini, Dal Mi mengakui ia membuat keputusan yang tidak bisa menyenangkan semua pihak, tapi karena ia adalah CEO, semua orang harus bisa menerimanya.
3. Tegas dan Konsisten
Semula, Dal Mi ingin dikenal sebagai leader yang sweet dan menyenangkan semua orang. Namun adanya personel yang berbuat seenaknya membuat dirinya menjadi tidak memiliki wibawa sebagai seorang CEO.
Ia akhirnya membuat aturan untuk memanggil setiap orang dengan bahasa formal di kantor, juga bersikap tegas pada Jung Sa Ha yang selama ini bersikap semaunya. Dal Mi bahkan berani memberikan sanksi mengeluarkan Sa Ha jika tidak bisa bekerja sama dengan baik di Samsan Tech.
Sikap tegas pempin ini nyatanya membuat suasana bekerja lebih kondusif. Semua orang melakukan tugasnya dengan efektif dan tidak seenaknya, hal ini sangat berguna ketika perusahaan mulai besar dimana perlu tatanan organisasi yang lebih baik dan teratur.
4. Manajemen Konflik
Ketika proses pembagian saham, tentu awalnya tidak mudah bagi Samsan Tech. Bahkan, trio San sempat berkelahi karena merasa diperlakukan tidak adil. Chul San menuduh Dal Mi dan Ji Pyeong berkomplot dalam mengambil porsi saham mereka, bahkan, kedua sahabat Do San sempat meninggalkan Samsan Tech dalam keadaan marah.
“Kalau hanya karena 100 juta saja mereka sudah bertengkar, bagaimana mungkin bertahan hingga dapat keuntungan triliunan?”, tanya Pak Han pada Dal Mi yang meminta bantuannya mengatasi situasi.
“Yang paling parah dalam kejadian ini..” kata Pak Han, “adalah CEO yang tidak mampu menyelesaikan konflik. Kau adalah masalahnya, Nona Seo.” Lagi-lagi ucapan galak Pak Han ini menghujam dengan keras, tetapi benar bahwa CEO yang baik adalah yang berhasil mengelola situasi dari setiap konflik yang muncul.
5. Manajemen Risiko
Lompat ke episode selanjutnya, seorang CEO juga dituntut untuk pintar mengelola risiko bisnis. Bahkan selain konflik, ada lagi risiko yang harus dihadapi sebuah entitas bisnis.
Kasus pada In Jae Company saat ada tenaga kerja yang berdemonstrasi karena inovasi teknologi yang dilakukannya, adalah sebuah risiko yang harus dapat diselesaikan dengan baik oleh seorang CEO. Goalnya, agar semua pihak yang terkait dapat mencapai win-win solution.
6. Tidak Baperan

Samsan Tech berhasil mengembangkan NoonGil, sebuah aplikasi berbasis artificial intelligence yang dapat memindai barang dan mengubahnya menjadi suara. Meskipun aplikasi ini belum membuahkan pendapatan, NoonGil telah diunduh secara gratis oleh 30.000 orang pengguna dan bermanfaat bagi para tuna netra dalam mengenali objek yang tidak mereka lihat.
Dalam euforia peluncuran perdananya, feedback yang masuk di layar unduhan dari para pengguna (user) tentu ada yang baik ada yang buruk, semisal ada yang bilang aplikasinya boros baterai, dsb.
Sebuah perusahaan yang masih dalam fase merintis perlu tahan banting menghadapi kritikan pedas dari para pengguna, sebaliknya, perlu juga mengelola pujian agar tidak terlena dan sulit berinovasi ke depannya.
Sebagai CEO, Seo Dal Mi masih sering baper dealam membalas setiap komentar. Seharusnya, energinya bisa dialihkan untuk menangani permasalahan yang muncul dari feedback tersebut ketimbang membalasnya satu per satu.
Wah, ternyata jadi CEO harus tahan banting segala arah, ya. Tidak saja mentalnya yang harus sekuat baja, tapi juga mesti terus mengasah intelektualitas agar bisa mendampingi perusahaan untuk mengembangkan inovasi-inovasi baru.
Tentu masih akan ada banyak lagi pelajaran yang bakal kita petik dari Start Up dalam 6 episode ke depan. Juga jika chingu deul lebih tertarik menebak-nebak ke mana hati Dal Mi akan berlabuh, boleh dengarkan podcast Drakorclass di mana kedua kubu #TimJiPyeong atau #TimDoSan masing-masing memberi alasan kuat kenapa pilihannya adalah yang terbaik.

Drakorians since…i don’t know.
Meet me at dailyrella.com.
Tinggalkan Balasan