Annyeong haseyo!
Musim hujan, ya? Saya, sih, memang pecinta hujan. Biar cucian kering agak lama, tapi vibe-nya itu healing banget. Apalagi ditemani secangkir kopi, sepotong brownie, dan pemandangan eonni-oppa beradu peran. Precious!
Kali ini, lagi-lagi, pilihan saya ke film sekali tamat ketimbang serial. Masih cukup hangat, rilis di bulan Januari 2021, film berjudul I don’t Fire Myself (dengan judul asli 나는 나를 해고하지 않는다) menjadi pilihan saya. Salah satu alasan memilih film ini tentunya karena ada Oh Jung-se di sini.
Tentang Film
Film I don’t Fire Myself berangkat dari kisah nyata yang dialami oleh Sang Writer-nim, Lee Tae-gyeom. Saat Lee berada pada kondisi jatuh bangun karena proyek-proyek yang sedang digarapnya, ia melihat sebuah artikel mengenai seorang pekerja lansia yang dipindah-tugaskan ke daerah pedalaman secara tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas juga kompensasi yang memadai. Lee memaparkan inspirasi awal tersebut saat konferensi pers, yang dikutip melalui laman The Korea Times.
Dengan durasi 1 jam 53 menit, film ini berusaha menyampaikan maksud writer-nim untuk mengangkat isu perburuhan dan ketidak-adilan di dalamnya.
Sinopsis Film
Berkisah tentang seorang wanita yang telah lama bekerja di suatu instansi besar, Jung-eun (oleh Yoo Da-in), harus menerima kenyataan bahwa dirinya dipindah-tugaskan secara ‘tidak terhormat’ ke suatu daerah terpencil. Dengan iming-iming dikembalikannya posisi Jung-eun jika ia berhasil menjalani masa dispatched selama satu tahun, akhirnya Jung-eun mengikuti alur tersebut dan memulai kehidupan karirnya di sebuah perusahaan sub-kontraktor bidang transmission towers.
Sebagai satu-satunya perempuan di site, ia mengalami hantaman diskriminasi gender di tempat barunya tersebut. Diperkeruh oleh kondisi manager site yang memang ditunggangi oleh kantor pusat untuk menjatuhkan Jung-eun dengan pemberian nilai evaluasi rendah. Perlakuan merendahkan pun kerap kali diterima oleh Jung-eun. Ia benar-benar seperti tidak dianggap di lingkungan barunya tersebut.
Beruntung ada seorang single father yang sangat workaholic, Choong-sik (oleh Oh Jung-se) di dalam tim tersebut. Choong-sik yang juga merupakan pekerja baru di situ, tidak memberikan perlakuan diskriminasi kepada Jung-se seperti anggota tim lainnya. Bahkan, ia memberikan dorongan moral dan juga pelatihan singkat bagi Jung-se, walau pun tetap diuangkan (tetapi niat baiknya jauh lebih tergambarkan dibanding niat komersilnya).
Namun, perjalanan karir Jung-se di tempat baru memang tidak semulus itu. Kondisi psikologis Jung-se, dengan berbagai macam trauma hidupnya, membuat ia tidak dapat menaklukan transmission tower yang tinggi, kompleks, berselang-seling metal yang dingin. Trauma interlal dalam dirinya tersebut membuat Jung-se mengalami fobia terhadap tower-tower yang harus ia kerjakan. Alih-alih melakukan pengecekan atau perbaikan, Jung-se hanya bisa mematung setiap kali harus berhadapan dengan tower tersebut. Kekompleks-an, ketinggian, kerumitan, dinginnya, tower transmisi seolah mengingatkan Jung-se pada jalan hiudpnya.
Namun, plot twist yang disuguhkan oleh writer-nim cukup apik untuk memutar balikkan kondisi trauma dan fobia Jung-se. Hingga akhirnya transmission towers yang selalu tampak menakutkan dan menjadi ancaman, dapat ia taklukkan.
YAY or NAY?
Menurut saya pribadi, alur dan setting film ini terlalu lambat dan monoton. Untuk satu jam pertama bahkan saya merasa mengantuk saat menontonnya. Selain itu, plotnya juga agak membingungkan di awal (atau memang saya yang lemot?LOL). Jika tidak saya paksakan (karena Oh Jung-se pastinya), mungkin saya akan memilih untuk drop-off. Namun, di paruh jam kedua, ketegangan mulai saya rasakan, film juga mulai terlihat arahnya, meski pun tidak bisa dibilang extremely exciting juga.
Untuk moral yang disampaikan, film ini cukup banyak mengandung nilai yang bisa dijadikan pelajaran. Sehingga, tidak terlalu buruk juga film I don’t Fire Myself ini untuk dijadikan pilihan tontonan Chingu-deul saat musim hibernasi ini.
Ibu rumah tangga beranak dan bersuami satu, penyuka kopi dan kata. Nonton Korea juga hobinya. Biasnya tergantung mood, tapi lebih prefer yang matang-matang ranum macem Song Seung-heon. Jelas tetep ga nolak juga kalo ada yang imut lewat sejenis Kim Soo-hyun. Intinya, mata dan hati tak cukup kuat melihat yang glowing korban skincare Korea berikut sentuhan oplasnya. Mamak lemah <3
Tinggalkan Balasan