Warning!
Jangan dulu nonton film ini kalau chingudeul ada rencana terbang memakai pesawat dalam waktu dekat-dekat ini. Pasalnya, Emergency Declaration bakal memberikan sensasi terbang dengan ketegangan yang nggak habis-habis sepanjang durasi perjalanan.
Emergency Declaration tayang perdana di Cannes Film Festival bulan Juli 2021, dan baru tayang di bioskop-bioskop setahun setelahnya, yakni Agustus 2022 setelah mengalami beberapa kali penundaan akibat pandemi Covid-19. Disutradarai oleh Han Jae Rim yang juga merangkap sebagai penulis naskahnya, Emergency Declaration dinominasikan dalam beberapa kategori di Buil Film Awards, awal Oktober mendatang.
Yuk kita lihat dulu trailernya.
Sinopsis Emergency Declaration
Spoiler Alert!
Sejak menit awal-awal, sejujurnya saya sudah merasakan perasaan yang nggak enak karena musik latar yang mencekam banget. Padahal, adegannya hanya hiruk pikuk passengers traffic di bandara Incheon yang merupakan pemandangan biasa.
Tapi, karena hanya memiliki durasi 2 jam 21 menit, kita sudah dibuat paham situasi apa yang tengah terjadi, siapa hero, siapa villain-nya, dan apa yang kira-kira bakalan terjadi di dalam pesawat. Terutama kalau kamu tim yang suka baca sinopsis dulu sebelum nonton, pasti bisa langsung tune in dari awal.
Kita langsung bisa melihat kegilaan Im Si Wan, ketika dengan slebor menanya-nanyai petugas counter bandara dengan dengan pertanyaan-pertanyaan absurd dan tujuan terbang yang tak jelas. Tanpa bawa barang bawaan apa pun, berperilaku mencurigakan, dan hanya mengenakan setelan jas abu-abu, Ryu Jin Seok (Im Si Wan) seakan mengenalkan dirinya pada penonton bakal jadi apa di di situ.
Sementara itu, Park Jae Hyuk (Lee Byung Hun) berperan sebagai bapak-bapak yang mau pergi ke Hawai bersama anaknya yang sakit eksim. Jae Hyuk berpendapat udara di Hawai jauh lebih bersih sehingga bisa mengobati eksim yang diderita putrinya.
Suatu ketika Soo Min tak sengaja mengintip Ryu Jin Seok di toilet pria yang sedang menyelundupkan sesuatu ke dalam tubuhnya. Meski segera dijemput oleh ayahnya, Jin Seok terusik karena merasa Soo Min tahu sesuatu yang dilakukannya. Ia kerap mengganggu ayah dan anak itu dengan pertanyaan-pertanyaan mengesalkan.
Nahas, ketiganya dipertemukan dalam satu pesawat tujuan Honolulu, dan semua petaka selama penerbangan dimulai dari situ.
Sebuah virus yang dikeringkan dalam bentuk serpihan debu menyebar dengan sangat cepat di area kabin. Ditandai dengan bruntusan pada kulit, demam, gatal-gatal, dan tidak lama penderita akan muntah darah. Dalam waktu yang singkat, sejumlah besar penumpang menunjukkan gejala-gejala sama, dan kericuhan pun tak bisa dihindarkan.
Beberapa orang akhirnya tidak selamat, termasuk pilot pesawat yang terinfeksi dari steak yang dimakannya. Pesawat mulai kehilangan kontrol dan menukik tajam, mengakibatkan chaos di kabin, diperparah oleh menggeleparnya orang-orang yang muntah darah.
Sementara itu, di darat, seorang polisi senior, Gu In Ho (Seo Kang Ho) dan tim tengah menyelidiki video yang menyebarkan teror atas sebuah pesawat. Ia kemudian berkordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Transportasi, Menteri Luar Negeri, sampai Presiden Korea.
Seseorang harus mengambil alih kemudi. Entah itu co-pilot Choi Hyun Soo (Kim Nam Gil), atau seorang mantan pilot cemerlang yang memiliki trauma atas kejadian di masa lalu. Bagaimana pun juga, pilot harus membawa pesawat segera mendarat dan melakukan evakuasi penumpang.
Sialnya, Korea Sky ditolak landing di semua bandara dengan alasan keamanan rakyatnya.
I can no longer keep this plane in the air. Please open a runway for us.
Captain Hyun Soo, Emergency Declaration (2021)
Emergency Declaration
Dalam keputusasaan dan sisa-sisa tenaganya, copilot Hyun Soo memutuskan mengabaikan protokol pendaratan darurat di mana ia akan mendaratkan pesawatnya di bandara yang paling dekat demi keselamatan penumpang.
Tahukah kamu, emergency declaration dapat dideklarasikan oleh pilot terkait hal-hal yang berhubungan dengan kondisi penumpang, bahan bakar atau kondisi cuaca, dan ketika terjadi mesin atau sistem yang malfungsi. Ketika pilot menyatakan kondisi darurat, maka Air Traffic Control akan menginisiasi sejumlah protokol seperti kesiapan bandara terdekat, dan berkordinasi dengan fasilitas kontrol bandara setempat.
Alur Menegangkan Tanpa Twist Ending
Ini spoiler banget , ya?
Tapi saya mau kasih tau chingudeul semua, meskipun kita semua bisa tebak ending-nya bakal gimana untuk tema film seperti ini, naik-turunnya ketegangan seringkali membuat capek penonton.
Ketika kita berkomentar bahagia, “loh, udah nih ditemukan antivirusnya, segampang itu?”
Lalu kemudian pertanyaan ujian datang: efektif enggak antivirusnya?
Ketika kita rasa turbulence udah beres, ih ujug-ujug ada lagi permasalahannya: pesawat ditembakin dari kedua belah sisi.
Bisa dibilang, durasi 2 jam nggak ngasih kita buat istirahat dengan tenang. Baru mau berpelukan bahagia, adaa aja lagi permasalahannya. Entah pesawatnya ditembakin, habis bahan bakar, dan segala kemalangan lainnya.
Ide teror atau pembajakan dalam pesawat memang bukan hal yang baru. Coba saja googling “movies about hijacking plane”, jawabannya pasti bejibun. Ada yang pakai teror ular, teror bom, teroris politik, dan lain-lain.
Kali ini, teror yang digunakan adalah senjata biologis, yaitu virus yang sudah dimodifikasi sehingga masa inkubasinya sangat cepat dalam menularkan orang lain. Sang pengulah sudah pasti ketebak siapa, yaa.
Nyesel Nonton Emergency Declaration
Satu rasa sesal setelah nonton film ini adalah: BERIKAN IM SIWAN TAMBAHAN SCREEN TIME!!
Karena jujur, muka dia yang planga-plongo menyebalkan itu masuk dengan karakter Jin Seok yang pinter tapi keblinger. Sayang banget bakat sebagus itu disia-siakan hanya untuk tampil separuh durasi.
Settingan film pun bisa dibilang jenuh karena banyak diambil di dalam pesawat tapi ini termaafkan lah karena film sejenisnya juga begitu. Sedangkan warna gambarnya agak-agak suram dan jauh dari visual seperti pemandangan langit dari dalam pesawat, gedung perkantoran Korea yang canggih, atau penampakan bandara di negara-negara yang dilewati Korea Sky.
Jangan harap juga bertemu oppa yang berkilauan, karena film ini isinya ahjussi dan ahjumma yang berusaha mempertahankan hidup satu sama lain.
Kalau urusan akting, saya percaya dengan cast yang grade-A semua, termasuk ada Seol In Ah di situ yang ambil peran kecil sebagai pramugari Korea Sky. Namanya juga film sih ya, nggak bisa terlalu banyak menyorot satu orang saja seperti di drama yang bikin jadi kelihatan beningnya.
Acung jempol untuk teknik pengambilan gambar yang memang harus diakui, tidak bisa selalu menampilkan yang indah-indah dan jernih. Ada kalanya kita ikut merasakan goncangan di dalam mobil, di dalam pesawat, dimana kameranya juga ikut bergerak dengan cepat sehingga menghasilkan gambar yang bergoyang-goyang.
Akhir kata sih, mau ada atau enggak ada rencana naik pesawat dalam waktu dekat yah tetap saya rekomendasikan buat nonton aja ^^
Drakorians since…i don’t know.
Meet me at dailyrella.com.
Tinggalkan Balasan