Annyeong haseyo, Chingu-deul!
Lagi-lagi tentang drakor dan lagi-lagi tentang Original Netflix Series. Yuhu, saya kembali untuk sedikit (banyak) cuap-mencuap tentang salah satu judul drama Korea yang sempat ditayangkan pertama kali di 26th Busan Film Festival pada tanggal 7 Oktober 2021 silam. Kemudian, drama tersebut disiarkan secara resmi oleh Netflix di bulan sama, tertanggal 15 Oktober 2021. Hayo, Chingu! Mulai menerka-nerka drama apakah yang dimaksud? MY NAME. Untuk Chingu-ya yang sudah menebak judul tersebut; Yes! You definitely do know me pretty well!
Daftar Isi
Sekilas Tentang Drakor MY NAME
Drama Korea yang cukup anteng menduduki ranking 10 teratas di Netflix selama beberapa pekan tersebut, seperti yang telah saya singgung sebelumnya, mulai tayang secara resmi di Netflix pada tanggal 15 Oktober 2021. Tak perlu waktu lama untuk mencari tahu ending dari drama yang disutradarai oleh Kim Jin-min dan ditulis oleh writer-nim Kim Ba-da. Sebab, serial yang mengangkat genre action-thriller ini memang termasuk ke dalam jenis mini-series berjumlah sembilan episode. Wah, sangat cocok untuk menjadi tontonan makhluk Tuhan yang sok sibuk seperti saya, bukan?
Mengangkat tema balas dendam, drakor My Name menggaet idola cantik Korea Selatan masa kini, Han So-hee sebagai pemeran utama. Tentu saja dengan padanan oppa yang tidak pernah terlewatkan, dan kali ini Ahn Bo-hyun lah yang menjadi lawan main eonni yang juga tenar karena drakor fenomenalnya, The World of The Married dan juga Nevertheless itu.
Selain kedua pemeran tersebut, tentu masih bertabur pemain-pemain lain yang juga cukup familiar bagi kita. Sebut saja, Park Hee-soon, Kim Sang-ho, Lee Hak-joo, Yoon Kyung-ho dan lainnya. Dengan didukung oleh pemain peran yang kompeten, tak salah jika drakor My Name ini mampu menggiring para penonton (saya salah satunya) untuk terhanyut dalam alur cerita. Sehingga, emosi penonton pun berhasil digonjang-ganjingkannya.
Sinopsis Drakor MY NAME
Menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Yoon Ji-woo (oleh Han So-hee) yang harus menjadi saksi kematian ayahnya, Yoon Dong-hoon (oleh Yoon Kyung-ho). Trauma yang Ji-woo dapati mendorong dirinya untuk mencari tahu pelaku pembunuhan ayahnya tersebut dengan tujuan untuk balas dendam.
Dalam perjalanan balas-dendamnya. Ji-woo dipertemukan dengan seorang bos mafia narkoba, Choi Mu-jin (oleh Park Hee-soon), yang diduga oleh Ji-woo sebagai atasan ayahnya bekerja. Mu-jin bahkan memberi arahan secara langsung untuk mendukung niatan Ji-woo. Sayangnya, terjadi pembolak-balikkan fakta yang terjadi, yang tentu saja menjadi plot twist ciamik dari drama Korea Selatan tersebut.
Adalah Jeon Pil-do (oleh Ahn Bo-hyun), seorang detektif yang menjadi rekan satu divisi kepolisian di tempat Ji-woo bertugas. Masuknya Ji-woo ke dalam institusi kepolisian tersebut merupakan bagian dari rencana Mu-jin untuk melancarkan aksi balas dendam Ji-woo. Dan untuk menyempurnakan penyamaran, Ji-woo pun dibuatkan identitas palsu oleh Mu-jin, dengan mengganti nama Yoon Ji-woo menjadi Oh Hye-jin.
Kisah Pil-do dengan Ji-woo/Hye-jin menjadi sisi romansa (meski tipis-tipis) di drama ini. Meski pun tidak banyak diekspos secara gamblang, tetapi tetap saja bagian romansa itu menjadi bumbu penyedap rasa bagi drama aksi penuh kekerasan dan darah tersebut.
Drakor yang Mengandung Pesan Moral
Terlepas dari tema utama, yaitu balas dendam, tetapi ternyata MY NAME ini mengandung pesan yang dapat dipetik sebagai pelajaran hidup. Berikut tiga pesan moral yang dapat kita ambil bersama:
1. Komunikasi adalah kunci untuk setiap hubungan dan keadaan
Saya amati, kasus utama yang terjadi di dalam drakor MY NAME ini bersumber pada komunikasi yang negatif. Bagaimana seorang ayah menutupi hal besar kepada anaknya sendiri, yang bahkan merupakan satu-satunya keluarga terdekat saat itu.
Akhirnya, terbunuhnya Sang Ayah menyisakan dendam yang dipikul oleh Sang Anak, yang tragisnya, sosok tujuan dari balas dendam tersebut adalah orang yang salah. Jika dari awal Sang Ayah bersikap terbuka terhadap anaknya, membuka kondisi yang sedang dialami, akan banyak kasus dalam drama ini yang tidak perlu terjadi.
2. Usaha tidak akan mengkhianati hasil
Saya sangat terkesan pada usaha yang dilakukan Ji-woo untuk mengejar keinginannya. Dia yang tidak tahu apa-apa tentang bela diri, sempat diremehkan hanya karena ia satu-satunya perempuan di dalam komplotan saat itu. Namun, Ji-woo mampu membuktikan bahwa ia bisa menguasai ilmu bela diri tersebut dengan kegigihannya dalam berlatih, bahkan bisa menjadi yang terbaik.
Di dalam drama My Name, upaya dan kegigihannya tersebut lumayan detail digambarkan dan cukup menjadi moral yang mampu dipetik dari drama dengan durasi sekitar satu jam di setiap episode-nya ini.
3. Balas dendam tidak selalu salah
Wow, jadi maksudnya saya setuju dengan apa yang dilakukan Ji-woo? Haha, tentu tidak, Chingu-deul! Bentuk balas dendam yang dilakukan Ji-woo terlalu bersifat fisik dan brutal.
Di drakor MY NAME, ternyata diusung juga bentuk lain dari balas dendam, yang rupanya, bersifat lebih elegan dan cerdas. Yap! Seperti bentuk balas dendam yang dilakukan oleh Pil-do. Setelah kematian adiknya, Pil-do justru berjuang keras untuk bisa menjadi polisi kompeten yang dapat memberantas narkoba.
Dia ingin berbuat lebih banyak untuk bangsa dan dirinya sendiri, agar korban seperti adiknya tersebut tidak akan ada lagi. Dan tentu saja, pelaku pembunuhan adiknya tersebut dapat diringkus oleh kewenangan yang ia miliki. Sungguh bijak dan pintar, ya, Chingu!
Hal yang Menjadi Zonk di Drakor MY NAME
Nah, setelah saya membahas tentang moral yang dapat diambil dari drama ini, saya pun ingin mengutarakan unek-unek negatifnya, versi saya tentunya.
Secara umum, drakor MY NAME menjadi tontonan yang cukup direkomendasikan, Dari segi pemain, alur cerita, plot-twist, visual-effect, jumlah episode yang bisa dikatakan mini, saya cukup menikmati drama tersebut.
Namun, sejujurnya, saya agak terkecoh dengan Han So-hee di MY NAME ini. Berangkat dari dua drama terakhir yang ia perankan, dan keduanya cukup kontroversial, yaitu The World of the Married dan Nevertheless. Han So-hee memberikan kesan ‘terlalu dewasa’ dan ‘vulgar’ untuk peran yang dibawakannya.
Di dalam drama MY NAME ini justru saya seperti mendapatkan ‘sisi lain’ dari Han So-hee. Labelling kurang senonoh atau pun vulgar sempat saya hapuskan dan bahkan saya merasaka kagum dengan kepiawaiannya dalam bermain-peran yang ternyata tak melulu harus dengan adegan membawa.
Namun, semua kekaguman saya seperti sedikit ternodai (halah) di episode terakhir. Ternyata, kesan vulgar itu tetap belum bisa lepas tuntas dari perempuan kelahiran 18 November 1994 tersebut. Meski pun adegan membaranya hanya sekilas, tetapi masih dapat dikategorikan vulgar menurut hemat saya.
Dan akhirnya, saya merasa ZONK dibuatnya.
Haha.
Nah, bagaimana dengan Chingu-deul? Apakah merasakan hal yang saya rasakan juga? ^^
Ibu rumah tangga beranak dan bersuami satu, penyuka kopi dan kata. Nonton Korea juga hobinya. Biasnya tergantung mood, tapi lebih prefer yang matang-matang ranum macem Song Seung-heon. Jelas tetep ga nolak juga kalo ada yang imut lewat sejenis Kim Soo-hyun. Intinya, mata dan hati tak cukup kuat melihat yang glowing korban skincare Korea berikut sentuhan oplasnya. Mamak lemah <3
Tinggalkan Balasan