“Bagaimana bisa Ju Kyung hanya mirip keluarga ibunya. Dia butuh operasi plastik”
True Beauty episode 1
“Dia pasti diadopsi atau sesuatu”
Kebayang gak sih chingu, kalau anggota keluargamu melontarkan perkataan itu padamu. Kalau saya sih sakit hati banget. Bagi saya, keluarga adalah tempat kembali dari semua lelah. Keluarga adalah tempat mencharge energi dan menghibur diri. Maka, ketika keluarga justru jadi tempat paling tidak aman bagi diri, wajar stress dan depresi itu hadir.
Singkat cerita, Ju Kyung pun tumbuh menjadi remaja yang riang dan menyenangkan. Sayangnya, karena dianggap tidak cantik, ia jadi bahan bullying temannya. Tak hanya itu, ia tak punya teman seorang pun. So sad.
Singkat cerita, setelah pindah dan belajar make up, Ju Kyung pun terlihat sangat berbeda. Ia terlihat cantik. Bahkan dijuluki ‘angel‘. Luar biasa the power of make up.
Beauty Privilege
Berbeda dengan kehidupan di sekolah yang lama. Di sekolah yang baru, ia bak bunga yang menarik lebah dan manusia yang lewat. Ju Kyung dikerubungi siswa siswi lainnya. Banyak yang mau berteman dengannya. Hal ini tentu sangat membuat Ju Kyung senang.
Baca juga: True Beauty, Terpaksa Cantik Karena School Bullying
Sampai sini lantas saya berpikir, betul ternyata beauty privilege itu. Mereka yang rupawan lebih mudah dalam menjalin hubungan dengan orang. Lebih disenangi orang. Bahkan, ketika melakukan kesalahan pun lebih mudah dimaafkan karena ia rupawan. Ga nyambung memang tapi itulah adanya. “Orang cantik/ganteng mah bebas,” begitu kata netijen dan netijah budiman. Saya juga teringat film “100 pounds beauty” saat female lead tak sengaja menabrak mobil di depannya. Sang korban yang ditabrak tak jadi marah saat melihat wajah rupawan Kim Ah Joong.
Ada banyak adegan serupa di drama korea lainnya. Kecerobohan atau kesalahan dimaafkan juga dimaklum karena parasnya yang rupawan. Pemahaman ini melekat erat di tengah-tengah penduduk negeri ginseng sana. Bahkan sampai ke nusantara. Wajar jika dunia make up dan operasi plastik booming di Korea juga merambah ke Indonesia. Untuk membuat diri lebih dihargai, dicintai yang lain dan diterima untuk bekerja. Wajah juga badan rela dioperasi atau dihiasi make up.
Walau begitu, The International Society of Aesthetic Plastic Surgeons (ISAPS) mengeluarkan data bahwa Korea tidak termasuk 5 negara di dunia yang banyak melakukan operasi plastik. (Detik.com, 12/1/2020)
It Doesn’t Matter
“It doesn’t matter what you look like without make up”
Soo Hoo – preview episode 13
Ibarat jatuh setelah melambung tinggi, mungkin itulah yang terjadi pada Ju Kyung. Setelah dinobatkan jadi siswi tercantik dan jadi icon dengan poster fotonya di setiap sudut sekolah. Kini, wajah aslinya tanpa make up menyebar di lini masa. Ju Kyung takut, sedih, akhirnya ia pun berlari dari sekolah.
Dari preview episode 13, terlihat kalau Ju Kyung tak masuk sekolah. So Hoo sampai menunggu di depan rumahnya, tapi ia tak mau bertemu. Sampai akhirnya entah bagaimana Soo hoo bisa bicara dengan Ju Kyung dan bilang “It doesn’t matter what you look like without make up.”
Insecure tumbuh dalam diri Ju Kyung, wajar bukan? Sejak kecil ia dicibir karena rupanya yang tak secantik kakaknya. Ditambah lagi ia dibully di sekolah lamanya karena alasan ia jelek. Jahatnya.
Saya jadi ingat pernyataan psikiater yang ditulis oleh Baek So Hee dalam bukunya “I want to die but i want to eat tteokbokki “, bahwa obsesi terhadap penampilan muncul karena kita memiliki gambaran ideal tentang sosok diri. Akibat standar yang dibuat itu, maka kriteria diri menjadi sempit dan tinggi.
Pelajaran bagi saya pribadi, sebagai individu, sebagai perempuan untuk tak membandingkan penampilan diri dengan orang lain. Sebagai orangtua, saya belajar tak menilai anak dengan cap cantik atau ganteng. Karena penampilan itu pemberian Tuhan. Harus dijaga dan disyukuri. It doesn’t matter how you look, karena akan ada orang yang akan menyayangimu apa adanya. Menerima penampilanmu apa adanya.
True Beauty
“Yang cantik akan pudar
Yang muda akan tua”
Betul kan? Cantik tak hanya soal kulit semulus kulit bayi. Tak hanya soal kulit seputih susu. Atau wajah yang mungil. Tapi, true beauty itu bagaimana perilaku kita kepada sesama. Bagaimana sikap kita kepada yang lainnya.
Mau seganteng atau secantik apapun, kalau perilakunya tidak baik, tak ada yang mau berteman dengannya. Kalau pun ada, bukan pertemanan sejati. Siapa yang betah dekat dengan orang yang ga berakhlaq?
Karena cantik dan ganteng akan tergerus oleh masa. Kita tak bisa menolak tua dan renta. Sementara perilaku akan tetap membersamai kita.
Boleh sekali merawat diri dan mempercantik diri, tapi tetaplah pada batasannya. Jangan terlalu berlebihan. Karena yang berlebihan itu pasti tidak baik.
Jangan pula terlalu khawatir dengan penampilan diri, yakinlah masih banyak yang mencintai kita, meyakini kita apa adanya, bukan karena paras kita.
Love ourselves, chingu.
Seorang perempuan yang senang mengambil pelajaran hidup dari drama korea. Ibu 3 anak yang senang menulis review drama dengan tema parenting, keluarga, suami istri.
Tinggalkan Balasan