Hola, sobat drakor. Belakangan ini drama korea lagi banyak banget ya yang kece-kece. Tapi saya nggak lagi pengen ngebahas dramanya babang Lee Dong Wook, atau Mr Queen yang kocak banget, atau tentang cinta SMA True Beauty yang punya kumpulan bintang muda nan segar. Drama yang mau saya bahas adalah drama lawas “Because This is My First Life.”
Poin Menarik dari “Because This is My First Life”
Yap, drama lawas dengan cerita sederhana seperti ini memang punya banyak poin menarik yang bisa diulik, salah satunya adalah kisah perjuangan Yoon Ji Ho yang kandas karena sikap kurang ajar salah satu krunya yang mabuk dan hampir memperkosa dirinya.
Yuk, mari kita kupas satu per satu.
1. Tokoh Unik Yoon Ji Ho sebagai Lulusan Universitas Kece di Korea Selatan

Sebagai tokoh utama yang kuliah di universitas bagus di Korea Selatan, Yoon Ji Ho tidak berusaha untuk kerja di perusahaan seperti kawan-kawannya. Yak, ia memilih ingin jadi penulis.
Meskipun harus hidup keras, begadang, dan menginap bersama penulis utamanya, Yoon Ji Ho tetap melalui semua itu sampai akhirnya ia hampir diperkosa dan meletakkan mimpinya di dasar jurang.
Di sinilah konflik titik balik di mana tokoh utama mesti menghadapi realita kehidupan yang membuat dirinya memilih untuk tidak lagi bekerja sesuai passion. Hiks, sedih.
2. Realitas vs Idealis

Yang saya suka banget dari Yoon Ji Ho adalah bagaimana ia memutuskan untuk bisa meletakkan mimpi dan idealismenya tentang harapan untuk terus menulis script drama. Untuk bisa meraih mimpi, pastilah ada hambatan berupa realitas yang mesti dihadapi dengan keputusan yang logis.
Salah satu yang paling saya ingat adalah kisah wawancaranya Eka Kurniawan ketika novelnya masih nggak laku kayak kacang goreng di toko buku Gramedia.
Beliau bercerita di Youtubenya Mojok kisah dirinya yang kala itu lagi butuh banget uang dan ‘terpaksa’ bekerja untuk menulis script drama sinetron Indonesia.
Ia bercerita bagaimana semua cerita di dalam sinetron Indonesia sangat disesuaikan dengan rating, tidak peduli dengan kesesuain plot.
Jika sinetron di televisi sebelah sedang naik ratingnya, mereka akan menganalisis plot apa yang membuatnya jadi begitu. Jika kemunculan hantu yang menjadi plot peningkat rating, maka plot inipun akan dipakai tanpa tedeng aling-aling.
Yak, menonton wawancara ini cukup menyenangkan dan lucu sih. Soalnya, kalau melihat novelnya Eka Kurniawan kan rumit yak. Tapi, beliau pernah melepaskan idealismenya untuk meraih mimpinya yang lebih tinggi seperti sekarang. Saluuut.
3. Pernikahan Bukan Jadi Penghalang Mimpi

Poin selanjutnya yang saya sukai adalah penekanan makna tentang sebuah pernikahan yang seharusnya tidak dimaknai sebagai akhir dari kehidupan. Ibu Yoon Ji Ho memberikan kesan yang mendalam pada penonton bahwa ia ingin sekali melihat anaknya terus menulis dan meminta Nam Se Hee untuk mendukung mimpi Yoon Ji Ho.
Yap, kadang sebuah pernikahan memang kerap dimaknai dari akhir dari sebuah mimpi. But, it’s definitely untrue. Memang sih, kalau udah nikah waktu akan tersita ke pekerjaan cuci piring, cuci baju, ngelipat dan ngurus anak.
Tapi, di antara semua pekerjaan yang sangat menjenuhkan itu justru meniti lagi mimpi-mimpi lama di masa muda bisa jadi penyembuh yang surprisingly menyenangkan.
Sama seperti Yoon Ji Ho, pasti ada masanya kita terpuruk dan mesti menaruh lagi mimpi-mimpi di masa muda yang menggebu-gebu. Tetapi, ketika masa itu sudah lewat pastikan untuk kembali berkecimpung dengan mimpi sendiri sembari mencari penghidupan yang layak untuk keluarga.
4. Novel Room 19

Karena tokoh utamanya seorang penulis drama, ada begitu banyak novel yang menjadi sorotan di dalam drama This is My First LIfe. Salah satunya adalah novel Room 19.
Buku ini menceritakan tentang ibu rumah tangga yang bahagia, tetapi memiliki sebuah ruangan rahasia tempat dirinya menikmati kesendiriannya.
Memiliki keluarga tampaknya membuat ibu ini merasa kehilangan privasi (dan itu memang benar) sehingga ia sampai menyewa kamar di sebuah penginapan lalu rutin untuk mengunjunginya sekadar menikmati waktu untuk sendiri.
Nah, hobi uniknya ini ternyata ketahuan oleh suaminya dan bukannya jujur, ia malah berbohong bahwa dirinya berselingkuh.
Meskipun saya belum pernah baca sama sekali, karena nggak ada juga di Indonesia, novel ini mengungkapkan kesederhanaan cerita, sama seperti drama This is My First Life. Konfliknya pun biasa, meskipun endingnya cukup nggak enak karena pilihan sang ibu untuk berbohong.
Bagaimanapun, untuk tokoh sang ibu tersebut, sebuah privasi memiliki peran yang begitu penting di dalam hidupnya. Dan ia rela berjuang demi melindunginya.
Yap, begitulah poin-poin menarik seputar tulis-menulis yang ada di drama This is My First Life yang saya suka.
Kalau, kamu suka plot yang mana?
Tinggalkan Balasan