“Paman, apa itu jaminan?”
Paman Doo Seok dan Seung Yi
“Jaminan itu jika seseorang meminjam uang dan tak membayar, dia akan menggadaikan sesuatu untuk sementara waktu. Setelah itu, bunganya perlahan naik. Selanjutnya, jadilah harta. “
“Jadi, apa aku hartanya paman? “
“Tentu saja. Hingga kau dijadikan uang tunai, kau menjadi hartaku. Itulah jaminan. “
“Aku adalah jaminan! Aku harta karun!”

Pawn adalah film teranyar dari negeri ginseng yang release di Indonesia bulan November kemarin. Film berdurasi 1 jam 53 menit ini berhasil memasuki number one box office movie di Korea sana. Luar biasa.
Film Pawn atau Dambo dalam bahasa Korea, dibintangi oleh Sung Dong-il, Ha Ji-won, Kim Hee-won dan Park So-yi.
Sinopsis Film Pawn

Berlatar tahun 1993, Sung Dong-il (Doo-Seok) dan Kim Hee-won (Jong-bae) berprofesi sebagai debt collector di Incheon, Korea Selatan. Saat menagih utang dari Yunjin Kim (Myung-ja), mereka mengambil Park So-yi (Seung-yi) sebagai jaminan utang yang harus dibayar besok pagi.
Sayangnya, malam hari, Myung-ja ditangkap polisi karena statusnya sebagai imigran ilegal. Ia pun dideportasi dari Korea. Bagaimana dengan Seung-yi?
Tiba-tiba Doo-soek dan Jong-bae menjadi walinya Seung-yi. Dua laki-laki dan seorang gadis kecil yang dijadikan jaminan justru hidup sebagai keluarga. Bagaimana perjuangan Doo-soek dan Jong-bae menjaga Seung-yi? Bagaimana Seung-yi setelah dewasa?
Jangan lupa siapkan sapu tangan atau handuk tuk menyeka air yang tumpah dari mata.
Film ini sangat cocok masuk ke dalam list film keluarga.
Kesan dari Film Pawn

Awalnya saya ragu karena background debt collector sangat erat dengan kekerasan. Ternyata, film ini lebih sedikit adegan pukul-pukulnya. Mungkin karena lebih ke genre drama keluarga bukan crime. Tapi, walau begitu, saya tak berani mengajak anak-anak menonton film ini bersama.
Saat menonton film ini, saya ikut merasakan kegalauan Sung Dong-il (Doo-seok) saat menyerahkan Park So-yi (Seung-yi) pada pamannya untuk diadopsi oleh keluarga kaya. Ia sampai mencari alasan tuk menghubungi Seung-yi dan sangat marah ketika melihat kondisi Seung-yi. Memang pemain senior ga main-main kualitas actingnya. Luar biasa.
“Masih ada orang baik walau di dunia yang gelap.”
Begitu pikir saya saat melihat sosok Doo-soek. Sebagai seorang laki-laki dewasa, nalurinya muncul saat melihat Seung-yi kecil. Naluri untuk menjaga, melindungi, dan menyayangi seperti keluarga sendiri. Ia rela walau berat memang, keluar uang dalam jumlah besar untuk mengurus Seung-yi.
Alhamdulillahnya, ini bukan cerita tentang anak yang tak tahu balas budi. Kalau iya, bakal gemes banget saya. Seung-yi tumbuh menjadi gadis yang tak hanya cantik dan pintar dalam akademik, tapi juga menghargai dan menyayangi kedua pamannya, Doo-soek dan Jong-bae.
Tapi, tragedi terjadi di saat Seung-yi mau mengakui bahwa Paman Doo-soek bukan hanya sekedar sosok paman baginya.
Sedih, chingu. Kalau film “A long visit” mengingatkan saya akan sosok ibu yang sangat menyayangi anaknya. Film “Pawn” ini mengingatkan ada kasih lain yang dicurahkan tuk kita, walau ia bukan yang melahirkan kita, tapi jasanya tak bisa disepelekan. Ayah.
Keringatnya menetes saat mencari nafkah. Tangannya melepuh, mengeras, kapalan, membanting tulang demi keluarganya. Tak jarang ia menunda keinginan bahkan kebutuhannya demi mencukupi kebutuhan atau sekedar keinginan anaknya. Walau mungkin, kadang ucapannya tak begitu mengena di hati, atau menggoreskan luka. Tapi, ia tetap sosok Ayah yang berhak bakti dari anaknya.
Semoga ayah kita selalu diberkahi, dilindungi, dan dijaga dari semua keburukan dunia.
Seorang perempuan yang senang mengambil pelajaran hidup dari drama korea. Ibu 3 anak yang senang menulis review drama dengan tema parenting, keluarga, suami istri.
Tinggalkan Balasan