Annyeong haseyo!

Uhuk, gimana nih, Chingu? Apa kabar Love (ft. Marriage and Divorce)?

Yak, saya kembali hadir dengan sesi (yang dikira akhir) dari bahasan drama yang mengusung isu perselingkuhan tersebut. Kalian bosan? Jangan, dong! Karena sungguh saya akan kembali membahas ini saat SEASON KE-DUA luncur, wahaha.

Sabar ya, Chingu! Ga apa-apa kan kita jadi semakin dekat di hati jauh di mata, uhuk.

Kesan Pertama dan Utama Mengenai Ending Drama

Baiklah. Boleh saya langsung menuju uneg-uneg terdalam? AIGOOOOOO, WHY OH WHY harus ngegantung ceritanya dan pake acara ada MUSIM KE-DUA? WHY?! Saya sebagai drakorian yang ga terlalu fanatik dengan cerita bermusim-musim, jadi merasa dikhianati aja gitu. LOL.

Sesuai Dengan Terawangan Sebelumnya

Cuma deh, Chingu, sesuai dengan prediksi saya di tulisan sebelumnya, tentang Prediksi Ending Love (ft. Marriage and Divorce), bahwa untuk dijadikan akhir dari kisah tuh masih terlalu susah diterima. Saya prediksi, mungkin di episode 15 dan 16 akan dibuat alur cepat dari cerita karena banyak kasus yang belum terkuak, permasalahan yang belum terselesaikan, dan bahkan lakon-lakon yang masih menjadi misteri.

Gimana bisa dengan PR yang masih bejibun gitu, drakor Love (ft. Marriage and Divorce) bakal beres, tuntas, tutup buku. Yang ada malah bakal bikin ending maksa kayaknya. Eh, ternyata, benar saja pemirsa semua, drama ini memang disiapkan untuk season selanjutnya.

Mungkinkah bersaing dengan drama perselingkuhan lainnya, yaitu Penthouse yang sukses melejit dan tetap diminati meski dibuat bermusim-musim?

What’s Making Me Happy for The Ending

Secara personal, saya antara seneng dan senep sebenernya dengan ending Love (ft. Marriage and Divorce) ini. Senengnya, writer-nim ga maksa beres di 16 episode gitu, karena ceritanya kan emang masih ngambang.

Kebayang ending terpaksa itu bakal membuahkan kekecewaan rakyat kokoriyaan sejagat. Ya ga, sih? Belum lagi komen-komen pedes macem : “Haish, gini doang ending-nya?” atau “Kok maksa banget, sih, ah! Malah ga greget, kan? Mustinya tuh bla bla bla bla…” yang kalo ditulis bisa jadi artikel fanfiction sendiri, haha.

Jadi, pilihan writer-nim buat ga maksa ini udah cukup profesional lah.

Hadirnya Calon Kasus Baru

Apalagi dengan tambahan ‘calon kasus baru’ di menit-menit akhir episode 16. Itu, tuh, kaitan antara ibu A-mi yang tiba-tiba dating dari Amerika, dengan dokter Jo-woong, dokter tradisional yang dari episode 1 sampai 15 hadir sekilas-sekilas dan dibuat seolah ga punya peran apa-apa.

Justru dia menggebrak di episode 16, hahay! Duh, writer-nim, Seo-ban, sang teknisi CSB Radio aja masih belum jelas itu lakonnya bawa misi dan visi apa, ini malah ­take-up lakon lain yang dikira penonton (baca: saya) ga guna hahaha.

Gemes deh sama writer-nim jadinya #cubitttt

What’s Disappointing Me Then

Well, tapi senengnya tak sesempurna itu, Chingu! Saya ga ngira kalo ini tuh bakal jadi ber-season-season, huhu. Jujur deh ya, kalo dari awal tahu ini drama bakal buka musim baru, mungkin saya bakal urung sesaat nonton drama ini.

Ini penilaian pribadi aja sih ya, Chingu. Karena saya nonton drama Korea itu alasan utamanya adalah jumlah episode yang ga beranak-pinak. Ngerti, kan? Ngerti, dong? Ada yang satu suara? Cunghand, please! Haha.

But, karena writer-nim-nya cakap nian bikin ending yang ngegantung tapi bikin penasaran, jadi, baiklah, SAYA AKAN TUNGGU SEASON SELANJUTNYA.

BONUS : My Favorite Dialogue!

“Wanita atau pria kadang bersikap seperti anak-anak di depan orang yang dicintainya.”

“Tak perlu harga diri di antara suami-istri. Saat itulah, salah satu harus menurunkan egonya, dan berusaha membicarakannya agar masalah selesai sampai akhir.”

“Jika saying anak, disiplinkan mereka. Jika tidak, biarkan saja.”

“Mencari yang benar dan salah (dalam perdebatan rumah tangga) tak akan banyak membantu.”

“Semua hal bergantung pada pikiranmu. Sesuatu jadi hal baik jika kau berpikir itu baik.”

See you di musim ke-dua, Chingu-deul!! Saranghae <3