Netflix posters

Review: Night in Paradise (2021), Film Penuh Dendam

Annyeong haseyo, Chingu!

Apa kabar 2022? Makin banyak resolusi dan impian, dong, pastinya? Yuk, bisa yuk, kita eksekusi satu per satu. Mumpung masih di awal tahun, nih!

Nah, kalau untuk tontonan drakornya gimana, Chingu-deul? Boleh, kok, disela-sela mengeksekusi resolusi tahun baru, kita selang dengan kesegaran oppa dan eonni-nya. Siapa tahu jadi booster semangat juga, ya, kan?
Eits, saya agak beda tapinya. Untuk mengawali tahun 2022, saya justru membuka dengan film (lagi-lagi) sekali beres dengan genre berdarah-darah. Nah, loh!

Penasaran nggak kira-kira film apa yang mau saya share? Penasaran, dong! Penasaran, ya! Well, then, check this out, Chingu-ya!

Tentang Film Night in Paradise

Sekilas melirik judulnya, terkesan film ini, tuh, sweet dan sepertinya mengandung romansa kental. Iya, nggak, sih?

Night in Paradise, secara genre sebenarnya saya pun agak-agak siwer. Apalagi setelah selesai menontonnya, semakin bingung mengklasifikasikan film berdurasi 131 menit yang rilis di bulan April 2021.

Picture by Netflix

Bagaimana tidak, di menit awal kita semua disuguhkan dengan percakapan antar anggota genk mafia. Beberapa menit selanjutnya, berganti menjadi latar ‘happy family’ yang sebenarnya nggak happy-happy juga, sih.

Next part, baku hantam, saling tikam, bercucuran darah di mana-mana. Tak lama setelahnya, ternyata ada unsur romansa kuat juga yang berusaha di angkat dari film ini. Nah, kan? Bingung nggak, tuh?

Film yang disutradarai oleh  Park Hoon-jung ini bahkan masuk ke dalam Venice Film Festival di tahun 2020. Sebelum akhirnya dapat dinikmati oleh penonton dengan mudah dari provider Netflix sebagai distributor official-nya.

Sedikit Bocoran Cerita Night in Paradise

So, Chingu, film ini menceritakan tentang genk mafia/preman dan konflik eksternal dan internal antar mereka. Means, bukan hanya melibatkan satu genk saja, ya.

Kehidupan Keluarga

Nah, konflik ini kadang bahkan menyeret kehidupan pribadi anggotanya. Adalah Park Tae-gu (oleh Um Tae Goo) yang harus kehilangan kakak perempuan satu-satunya dan juga keponakannya.

Meskipun kakaknya tersebut memang berasal dari ayah yang berbeda, tetapi Tae-gu sangat menyayanginya, karena dia lah satu-satunya keluarga yang ia punya. Bahkan, segala kerja keras Tae-gu di organisasi mafia tersebut tak lain dan tak bukan adalah untuk pengobatan Sang Kakak yang mengidap suatu penyakit serius dan membutuhkan donor organ.

Kematian kakak dan keponakannya tersebut menyulut Tae-gu untuk membalas dendam. Ternyata, dendam yang ia tujukan tidak tepat sasaran. Tae-gu justru diperalat oleh atasannya sendiri. Atasannya tersebut menaruh dendam pada direktur dari genk mafia lawan, tetapi menggunakan Tae-gu untuk memuaskan dendamnya itu.

Kehidupan Asmara

Hingga akhirnya, Tae-gu harus diasingkan ke Pulau Jeju untuk alasan keamanan (padahal semua hanya skenario yang dibuat oleh bosnya). Dan, di Pulau Jeju ini lah Tae-gu bertemu dengan Jae-yeon (oleh Jeon Yeo Bin) yang merupakan keponakan dari seorang lelaki, yaitu Kuto (oleh Lee Ki-young), yang ditunjuk oleh atasan Tae-gun untuk memfasilitasi kebutuhannya selama di Pulau Jeju.

Picture by The Cinemaholic

Asmara mulai tumbuh antara Tae-gu dan Jae-yeon, walau pun semuanya hanya tersirat satu sama lain. Apalagi setelah terungkap juga bahwa Jae-yeon ini pun memiliki permasalahan pelik sendiri. Mulai dari mengidap penyakit mematikan (film ini banyak mengangkat isu orang sakit ya ternyata haha), menyimpan trauma masa lalu saat harus menyaksikan seluruh anggota keluarganya dibunuh oleh kawanan mafia akibat ulah pamannya sendiri, yaitu Kuto, hingga pergolakan benci dan cinta untuk pamannya tersebut.

Karena Sang Paman sangat menyesali kejadian masa lalu itu dan memang bertanggung-jawab penuh atas kehidupan Jae-yeon hingga mengusakan pengobatan ke Amerika dengan menjadi penjual senapan ilegal. Namun, justru pekerjaan ini juga lah yang akhirnya membawa Jae-youn pada kondisi di mana harus kehilangan orang-orang yang dia cintai secara hampir bersamaan, termasuk kehilangan pamannya tersebut.

Ending yang Seru dan Mengandung Plot Twist dari Night in Paradise

Wah, intinya, kisah balas dendam sangat kuat dan complicated di film ini. Bisa dikatakan, hampir setiap pemeran membawa dendamnya sendiri dan justru kisah itulah yang menjadi kerangka dari Night in Paradise. Saat para pendendam bersatu, saling bersinggungan, dan berusaha membalaskannya satu sama lain. Yang akhirnya justru menjadi boomerang bagi mereka.

Lebih gagah lagi, ternyata karakter yang bertahan hingga akhir film ini jutsru adalah karakter yang terlihat paling lemah di antara para pendendam itu semua. Uhuk, penasaran, kan? Siapakah karakter tersebut? Dan, kok, bisa paling lemah tapi paling bertahan? Lalu, yang lainnya apa kabar?

Picture by Campusnesia

Hold on¸Chingu-deul! Lebih baik Chingu nikmati sendiri sensasi berada di antara pembalasan dendam tersebut, deh! Sangat direkomendasikan bagi penikmat film yang butuh visualisasi kekerasan, pertumpahan darah, acuan adrenalin, tetapi tetap mengandung unsur bawang alias menyek-menyek.

Selamat menonton, Chingu-deul!


Posted

in

, ,

Tags:


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses


Mulai berlangganan untuk menerima artikel terbaru di email Anda.