Tramontate, stelle! All’alba vincerò! Vincerò! Vincerò!
Vincenzo Cassano – KDrama “Vincenzo” (2021)
Annyeonghaseyo, Chingudeul! Sebagaimana kusampaikan pada tulisanku sebelumnya yang berjudul “KDrama “Vincenzo”: Kesan Pertama Menonton Akting Song Joong Ki”, ini adalah drama Song Joong Ki pertama yang aku tonton dan ikuti.
Dengan sepenuh hati aku berikan apresiasi pada Song Joong Ki, untuk kegantengannya yang paripurna totalitasnya dalam berakting. Dan juga dengan sepenuh hati aku memberikan apresiasi pada penulis cerita dan sutradara.
Tidak hanya penggunaan nama “Babel” yang melambangkan kesombongan dan kejahatan, namun mereka juga berhasil membuat aku terkecoh dengan sebuah ‘kejutan’ di akhir episode 4.
Namun tulisan ini bukan hendak membahas kejutan tersebut, yang sesungguhnya cukup membuatku terhenyak. Dalam tulisan ini aku akan membahas tentang soundtrack dari drama “Vincenzo”, khususnya di episode 4.
Episode 4 ini memang istimewa. Pada episode ini banyak fakta yang mulai dibukakan. Kisah sesungguhnya akan dimulai, dan episode 4 ini adalah gongnya. Dan bagian yang tak kalah memikat hatiku adalah dua lagu klasik yang menjadi pembuka dan penutup episode ini.
Daftar Isi
Lagu Pembuka: Ombra Mai Fu
Episode 4 diawali dengan adegan sebuah mobil boks menghantam dinding kaca kedai minuman langganan Hong Yu Chan (Yoo Jae Myung), ketika Yu Chan dan Vincenzo (Song Joong Ki) sedang menikmati waktu minum-minum sesuai bekerja.
Lalu, pada adegan berikutnya, Hong Cha Young (Jeon Yeo Bin), yang sengaja datang ke kedai itu untuk bertemu dengan ayahnya untuk berdamai, menemukan Hong Yu Chan dan Vincenzo meregang nyawa. Sekarat.
Adegan yang menyesakkan dada dan mencekam rasa itu dikuatkan oleh sebuah lagu klasik sebagai soundtrack. Lagu ini berjudul “Ombra Mai Fu”, atau sering juga disebut “Largo of Xerxe”.
Sejarah Lagu Ombra Mai Fu
Lagu “Ombra Mai Fu” adalah lagu dalam bahasa Italia, sebuah aria pembuka dari opera “Serse” (bahasa Inggris: Xerxe) yang diproduksi oleh George Frideric Handel.
Menurut KBBI, aria adalah nyanyian tunggal (kadang-kadang juga permainan musik) yang sendu dan dibawakan dengan penuh perasaan, diiringi alat musik seperti opera dan oratoria.
Opera “Serse” menceritakan dilema cinta segi beberapa. Bagian pertama dibuka dengan adegan Serse I yang mengagumi pohon ara, namun pohon itu tentu tidak mungkin membalas perasaannya.
Serse I jatuh cinta pada Romilda, namun Romilda jatuh cinta pada Arsamene, saudara Serse I, dan perasaannya bersambut. Sementara itu, Atalanta, saudara perempuan Romilda, jatuh cinta pada Arsamene, dan berusaha memisahkan mereka berdua.
Di samping itu, ada Amastre, mantan tunangan Serse I yang masih sakit hati dan berniat membalaskan dendam. Kisah ini penuh intrik, cemburu yang berujung dusta. Prahara cinta.
Opera “Serse” sendiri tidak berhasil secara komersial. Opera ini hanya bertahan sebanyak lima kali pementasan sejak ditampilkan pertama kali di London pada 15 April 1738. Namun lagu “Ombra Mai Fu” merupakan salah satu aransemen karya Handel yang paling terkenal.
Aransemen lagu ini aslinya dinyanyikan oleh countertenor (kontra tenor). Setiap jenis suara memiliki karakter yang berbeda-beda, berdasarkan jangkauan vokal, berat suara, warna suara, dan sebagainya.
Countertenor adalah suara laki-laki yang paling tinggi. Jangkauan vokalnya setara dengan jenis suara mezzo-soprano wanita, sehingga menghasilkan alunan yang lembut dan melankolis. Sendu. Simak seorang countertenor menyanyikannya pada video berikut ini.
Lirik Lagu Ombra Mai Fu
Dalam bahasa Inggris, ”Ombra Mai Fu” berarti “Never was a shade”. Dalam opera tersebut, lagu ini dinyanyikan oleh Serse I dari Persia untuk sebuah pohon ara, menyatakan kekaguman kepada pohon yang telah memberikan keteduhan baginya.
Lagu yang durasinya hanya tiga menit lebih sedikit ini seakan membawa kita masuk ke dimensi lain. Luapan kekaguman dan harapan Serse I membuat sesuatu yang sesederhana sebatang pohon ara menjadi begitu luar biasa.
Mari kita simak bersama lirik lagunya berikut ini, beserta terjemahan bebas dalam bahasa Inggris.
Ombra mai fù
(Never was a shade)
di vegetabile
(of any plant)
cara ed amabile
(dearer and more lovely)
soave piú
(or more sweet)
Frondi renere e belle
(Tender and beautiful fronds)
dei mio plantano amato
(of my beloved plane tree)
per voi reisplenda il fato
(Let fate smile upon you)
Tuoni, lampi, e procelle
(May thunder, lightning, and storms)
non v’oltraggiano mai la cara pace
(never disturb your dear peace)
né giunga a profanarvi austro rapace
(nor may you by blowing winds be profaned)
Lagu Penutup: Nessun Dorma
Pada akhir episode 4, Vincenzo dan Hong Cha Young menjalankan misi pertama mereka, menghancurkan gudang Babel Pharmaceutical, yang berisi bahan untuk membuat obat RD90.
Mereka dibantu oleh Nam Joo Sung, pegawai Jipuragi Law Firm, dan empat orang yang pernah menjadi klien Hong Yu Chang. Mereka merasa berutang budi kepada Yu Chang dan menunjukkan rasa terima kasih mereka dengan membantu misi tersebut.
Api yang membara dari gudang kimia yang terbakar menerangi langit malam yang kelam. Vincenzo, Hong Cha Young, dan teman-temannya meninggalkan gudang yang terbakar dengan senyum kemenangan di wajah mereka.
Kembali totalitas akting Song Joong Ki menguasai panggung. Kilatan di mata, senyum tipis samar penuh makna. Raut wajah penuh kemenangan, sambil merapalkan sebaris lirik yang merupakan klimaks dari sebuah lagu klasik berjudul “Nessun Dorma”.
Sejarah Lagu Nessun Dorma
“Nessun Dorma” adalah sebuah aria dari opera “Turandot” yang diproduksi oleh Giacomo Puccini, yang pertama kali ditampilkan pada tahun 1926 di Milan, Italia.
Dalam bahasa Inggris, “Nessun Dorma” berarti “None shall sleep”. Tidak boleh ada yang tidur!
“Nessun Dorma” adalah salah satu aria yang yang paling terkenal yang dinyanyikan oleh penyanyi tenor dalam sejarah opera.
Walaupun lagu ini sudah sangat dikenal di panggung opera, Luciano Pavarotti lah yang mempopulerkan lagu ini di luar panggung. Beliau menyanyikan lagu ini di acara pembukaan Piala Dunia 1990 di Italia, dan berhasil memukau masyarakat dunia.
Mari kita dengarkan bersama.
Opera “Turandot” mengisahkan seorang putri bernama Turandot, yang cantik namun dingin dan kejam. Siapapun yang ingin menikahi Sang Putri, harus berhasil memecahkan tiga teka-teki yang diberikan Sang Putri. Apabila tidak berhasil, maka dia akan dipenggal.
Tersebutlah seorang Pangeran Calaf, yang dalam kisah itu tidak diketahui namanya, jatuh cinta pada pandangan pertama pada Putri Turandot.
Pangeran Calaf berhasil memecahkan ketiga teka-teki tersebut, namun Putri Turandot tidak bersedia menikah dengannya.
Lalu Calaf pun mengajukan syarat. Apabila sampai besok pagi Putri Turandot dapat menebak namanya, maka sang Putri boleh mencabut nyawanya. Namun bila tidak, maka dia harus menikah dengan Pangeran Calaf.
Sang Putri pun lalu memerintahkan segenap dayang-dayang dan pegawainya untuk mencari tahu siapa nama sang Pangeran. Sang Putri bertitah, tidak seorang pun boleh tidur sampai mereka mengetahui nama sang Pangeran. Apabila mereka tidak berhasil mendapatkannya, maka Putri Turandot akan membunuh mereka semua.
Lirik lagu Nessun Dorma
Lagu “Nessun Dorma” dinyanyikan oleh Pangeran Calaf pada bagian terakhir dari opera ini.
Dengan setting malam hari di sebuah taman, dari kejauhan terdengar ratap tangis para pegawai sang Putri yang menjalankan perintahnya. Diterangi sinar bulan, Pangeran Calaf menyanyikan lagu ini untuk menyindir perintah Sang Putri tersebut.
Mari kita simak lirik dalam bahasa Italia dan terjemahan bahasa Inggris lagu ini ya.
Nessun dorma! Nessun dorma! (None shall sleep! None shall sleep!) Tu pure, o Principessa (Even you, oh Princess) Nella tua fredda stanza (In your cold room) Guardi le stelle che tremano d'amore (Watch the stars that tremble with love) e di speranza! (and with hope!) Ma il mio mistero è chiuso in me (But my secret is hidden within me) Il nome mio nessun saprà! (My name no one shall know) No, no, sulla tua bocca lo dirò (No... no… On your mouth, I will tell it) Quando la luce splenderà! (When the light shines) Ed il mio bacio scioglierà il silenzio (And my kiss will dissolve the silence) che ti fa mia! (that makes you mine!)
Tepat sebelum bagian puncak lagu ini, terdengar dari kejauhan suara para wanita bernyanyi:
ll nome suo nessun saprà (No one will know his name) E noi dovrem, ahimè! Morir! Morir! (and we must, alas, die!)
Dengan penuh kemenangan Pangeran Calaf menyanyikan bagian puncak lagu ini:
Dilegua, o notte! (Vanish, o night!) Tramontate, stelle! (Set, stars!) Tramontate, stelle! (Set, stars!) All'alba vincerò! (At dawn, I will win!) Vincerò! Vincerò! ( I will win! I will win!)
(disarikan dari berbagai sumber)
Natural born romance junkie with introverted sensing and extroverted thinking.
Setelah lama vakum, kembali rutin menulis di blog http://dwitobing.blogspot.com/ .
Penggemar makanan enak, pecandu kisah cinta, dan pengagum para oppa tampan.
Tinggalkan Balasan