Tidak seperti biasanya, saya baru-baru ini menonton Drama Korea serial Link: Eat, Love, Kill di Disney Hotstar. Tanpa baca ringkasannya dan hanya melihat trailer-nya saja. Karena berbau genre thriller, saya sedikit tertarik. Biasanya saya tertarik nonton drakor berbau romantic comedy.

Sejujurnya saya hampir menyerah nonton kira-kira di episode 4 dan 5 karena alurnya yang lambat dan membuat saya bosan. Karena bingung juga mau menonton apa dan keterbatasan opsi tontonan kala itu, saya jadinya kembali nonton lagi dan lagi. Ternyata alurnya makin lama makin seru.

Sinopsis Link: Eat, Love, Kill

Kisah serial Link: Eat, Love, Kill menceritakan tentang chef terkenal, Eun Gye-hoon (Yeo Jin-goo) yang merasakan keanehan di dirinya. Ia bisa secara tiba-tiba merasa sedih, senang dan emosi lainnya ketika sedang beraktivitas, merasakan emosi yang sedang tidak ia rasakan. Akibatnya, ia mendapat teguran dalam pekerjaannya. 

Eun Gye-hoon memutuskan untuk berhenti kerja sebagai chef di restoran terkenal dan membuka restoran sendiri di sebuah daerah dalam kota. Ternyata kota tersebut adalah kota masa kecilnya yang menyimpan masa lalu pahit. Masa lalu bahwa adik kembarnya hilang dan tidak ditemukan keberadaannya hingga sekarang. Tidak diketahui siapa yang menculiknya dan polisi tidak dapat memecahkan kasus ini.

Hal ini membuat perpecahan dalam keluarga Gye-hoon. Ibunya menjadi stres dan tidak bisa move on dari kehilangan anak perempuannya. Gye-hoon kerap disalahkan dan hidup dalam pilu bahwa keluarganya tidak bisa menerima kehilangan adiknya. Gye-hoon hidup dalam rasa bersalah karena berpikir bahwa adalah kesalahannya bahwa adiknya hilang. 

Gye-hoon juga kerap bertemu dengan Noh Da-hyun (Moon Ga-young), gadis berprofesi pelayan yang sedang terpuruk dalam hidupnya. Gadis itu tinggal di rumah/restoran keluarganya seberang restoran yang akan dibuka Gye-hoon. Gye-hoon menyadari bahwa emosi tiba-tiba yang ia rasakan adalah emosi Noh Da-hyun. 

Hal ini membuat Gye-hoon punya anggapan bahwa Da-hyun adalah adik kandungnya yang hilang. Sehingga beberapa kali mencoba terhubung dengannya. Sementara itu Da-hyun berpikir Gye-hoon ada hati dengannya dan diapun menyimpan hati pada Gye-hoon.

Di luar itu, Da-hyun sering dikuntit rekan kerja prianya, Lee Jin-geun (Sin Jae Hwi) yang entah kenapa punya pikiran bahwa Da-hyun dan dirinya sama-sama memiliki ketertarikan. Puncaknya, Jin-geun menguntit Da-hyun suatu malam. Ketika sedang berusaha melawan Jin-geun di restoran keluarganya, Da-hyun sempat tak sadar dan saat terbangun ia menemukan bahwa Jin-geun sudah mati. 

Da-hyun pergi ke kantor polisi, tapi di sana keadaan sedang ricuh dengan banyak masalah kriminal lain sehingga Da-hyun membatalkan niatnya. Kedatangannya menjadi pertanyaan polisi yang sudah melihat kedatangannya. 

Situasi ini ditangani Ibu Da-hyun, Hong Bok Hee (Kim Ji Young) dan Nenek Da-hyun dengan cara tersendiri. Mereka ‘dengan tenangnya’ mengangkut dan meninggalkan tubuh Jin-geun ke kulkas besar ‘buangan’ di depan restoran mereka. Menyangka bahwa kulkas itu mau dibuang, tak disangka kulkas itu ternyata salah ditempatkan dan digunakan Gye-hoon di restorannya. Akhirnya, Da-hyun, Ibu dan neneknya selalu waswas jika Gye-hoon akan menemukan tubuh penguntit itu dalam kulkasnya. 

Tapi ternyata saat Da-hyun berhasil mengecek, mayat itu sudah tidak lagi ada disana. Nah, misteri hilangnya tubuh Jin-geun dan adik kembar Gye-hoon yang kasusnya tak terpecahkan menjadi cerita mencekam yang membuat Link: Eat, Love, Kill jadi drakor yang bisa membuat kita ketakutan juga penasaran.

Baca juga: Podcast Johayo Show Drakor Class tentang Kdrama LINK: Eat, Love, KILL

Kuatnya Cast dan Karakter Hampir Semua Pemain 

Di luar alur yang kadang lambat kadang mencekam, drakor ini memiliki sederet pemain yang aktingnya kuat. Menariknya, pemain-pemain di belakang Gye-hoon dan Da-hyun adalah aktor-aktor berpengalaman dengan akting solid. Mereka juga memiliki background cerita yang kuat. 

Saya suka kekuatan mereka secara kesatuan sebagai neighborhood dan tetangga yang dekat satu sama lain, tapi ternyata hampir semua memiliki rahasia yang terkait dengan hilangnya adik kembar Gye-hoon. Polisi, tukang ikan di pasar, supir taksi, supir angkut dan istri-istri mereka semua berteman dekat. 

Akting Yeo Jin-goo cukup oke, walau mungkin bisa ada kedalaman karakter lagi. Cukup susah memerankan Gye-hoon menurut saya karena tidak hanya harus menyimpan banyak pilu dalam umur sangat muda, tapi juga harus bijak dan dewasa. Bahkan pada Ibu yang nyaris gila dan suka menyalahkannya. Ternyata karakter Gye-hoon tadinya mau diperankan Kim Seon Ho, namun kenapa tidak jadi saya kurang tahu. 

Untuk karakter antagonis di seri ini, seperti Jin-geun dan lainnya cukup membuat kita tegang dan ketakutan. Tapi jika di-rate masih tidak semenakutkan pembunuh serial macam Hannibal milik Anthony Hopkins. Kekuatan mereka mungkin terbantu dengan karakter Da-hyun yang terlihat paling tak berdaya.

Tangguhnya Keluarga Da-hyun, Bok Hee dan Sang Nenek

Tak hanya solidnya casting, anggota perempuan Da-hyun yang semuanya perempuan: Ibu dan neneknya ini juga unik. Mereka sangat tangguh dan sangat protektif. Tak takut membunuh jika harus pada tiap ancaman. Terutama Ibu Da-hyun yang bisa sangat keras pada Da-hyun dan tiap orang yang ia rasa berbahaya. 

Tangguhnya si Ibu kontras dengan karakter anak satu-satunya Da-hyun yang halus, polos dan paras ayunya. Bok Hee dan si nenek beberapa kali keluar rumah malam-malam mencari dan melindungi Da-hyun dengan membawa pentungan. Membuat polisi curiga dengan kelakuan mereka. 

Bok Hee bagai tak butuh figur lelaki dalam hidupnya karena ia memiliki anak perempuan untuk dihidupi. Ia adalah salah satu karakter wanita kuat dalam drakor yang pernah saya tonton. Meski wajahnya imut, kenapa Bok Hee bisa sangat ‘kelaki-lakian’ dan tangguh dalam artian bisa jauh dari kata lembut dan penyayang karena menjadi sosok bapak dan ibu dalam keluarga. Ternyata Bok Hee hampir selalu dikecewakan lelaki di hidupnya. Bok Hee sendiri punya rahasia gelap di malam hilangnya adik kembar Gye-hoon. 

Tentang Psikologi ‘Egois’ Tiap Pemain dan Plus Minus Cerita Keseluruhan 

Padahal mereka semua di daerah ini bisa melapor pada polisi jika ada kejadian kriminal. Namun ancaman akan hidup dalam situasi lebih berbahaya dan takut di penjara mencegah mereka melapor. Di sinilah drakor ini mengangkat nature manusia yang pada dasarnya selalu ingin menyelamatkan diri sendiri. Manusia bisa jadi kurang toleran dampak keputusan mereka pada hidup orang lain. 

Saat alur berjalan dan satu persatu fakta terbuka, kadang membuat tercengang. Yang jika lebih banyak diceritakan akan menjadi spoiler. Drakor ini juga ada bumbu humor, kisah persahabatan, keluarga dan romansa yang jadi pemanis cerita. 

Menurut saya romansa Gye-hoon dan Da-hyun kurang greget. Salah satu sebabnya karena chemistry yang kurang mereka punya. Mungkin juga ini disebabkan bahwa Gye-hoon takut memiliki hubungan lebih dalam karena masa lalunya, membuatnya selalu jaga jarak. Tapi kedekatan mereka cukup jadi pemanis mungkin untuk fans love-lovean drakor. 

Saya lebih suka kisah mantan-ketemu-di-tempat-kerja, kepala polisi Hwang Min-jo (Lee Bom Sori) dan anak buahnya Han Sejin (Song Deok-ho). Mereka berusaha profesional dengan hubungan atasan-bawahan tapi kadang terpecik rasa sebagai mantan kekasih.

Lingkungan kerja mereka di kantor polisi juga terasa sangat nyata kedekatannya. Sekali lagi, saya suka kuatnya akting pemain dan kedekatan mereka. Saya percaya bahwa polisi dan warga benar tetangga yang dekat dan terhubung satu sama lain. 

Sayangnya, secara sains dan logika tidak diceritakan kenapa emosi Da-hyun bisa terhubung pada Gye-hoon. Pun alasan jelas kenapa dalang kriminal dari drakor ini melakukan kejahatan tidak dijabarkan secara detil. Hal ini dibiarkan ‘menggantung’ walau di salah satu bagian klimaksnya, ia ditanya kenapa melakukan kriminal ini dan ia tidak menjawab. 

Meski begitu, segala misteri dan emosi di serial ini cukup terbayar di akhir episode. Dimana akhirnya Gye-hoon bisa terbebas dari masa lalu dan ‘melepas’ bayang-bayang adik kembarnya dalam hidup. 

Oh ya, karena saya juga suka adegan kuliner dalam film dan serial ini. Saya suka ketika Gye-hoon memasak, penampilan tiap makanan dan cerita persiapan restorannya. Kelas makanannya sendiri kelas makanan restoran bonafit yang kontras dengan lingkungan sekitar. Adegan memasak ini terlihat ketika Gye-hoon memasak untuk Da-hyun dan persiapan membuka restoran.

Secara teknis serial ini tidak punya minus. Bahkan saya bertanya-tanya mengenai latar belakang lorong sepi yang sering dipakai apa benar ada atau hanya set saja. Color grading-nya juga setara film layar lebar. Tapi memang secara teknis serial Korea standarnya memang sudah tinggi. 

Secara umum, serial Link: Eat, Love, Kill cukup layak ditonton buat yang mencari thrill dan sajian kriminal. Isi cerita cukup kaya, tidak cuma kriminal dan misteri. Tapi juga ada sisipan lainnya yang membuat keseluruhan seri terasa hampir komplit. Kita bisa memilih serial ini jika membutuhkan tontonan yang memiliki multi-genre yang didominasi thriller. 

Bagaimana? Apa anda tertarik menontonnya?