Annyeonghaseyo, teman-teman Drakor Class!
Di pertengahan akhir tahun kemarin, tepatnya tanggal 16 Desember 2020 drama Korea bertajuk Run On ditayangkan di stasiun televisi JTBC dan juga dapat dinikmati di Netflix.
Sebagai penonton drama completed, saya menanti drama yang dibintangi oleh Im Si Wan dan Shin Se Kyung ini tamat dulu. Setelah ke-16 episodenya complete ditayangkan, akhirnya saya mulai menonton drama ini dan baru menyelesaikannya beberapa waktu lalu.
Salah satu alasan mengapa saya tertarik dengan drama Run On ini adalah karena tulisan De-Ya chingu yang berapi-api banget mempromosikan drama ini.
Mulanya, saya tertarik menonton drama ini hanya karena ceritanya yang ringan dan manis. Ternyata, dalam drama “Run On” banyak pelajaran yang bisa diambil terutama mengenai pentingnya self-love alias mencintai diri sendiri.
Daftar Isi
Sinopsis Drama “Run On”
Drama Korea bertajuk “Run On” ini bercerita tentang 4 karakter yang memiliki pekerjaan berbeda-beda. Ki Seon Gyeom (Im Si Wan) seorang atlet lari nasional, Oh Mi Joo (Shin Se Kyung), seorang penerjemah yang mahir berbahasa Inggris, kemudian ada Seo Dan Ah (Choi Soo Young), wanita kaya raya yang merupakan CEO dari agensi para atlet, terakhir yaitu Lee Yeong Hwa (Kang Tae Oh), seorang mahasiswa jurusan seni lukis.
Kisah Ki Seon Gyeom – Oh Mi Joo
Ki Seon Gyeom dan Oh Mi Joo bertemu secara tidak sengaja pertama kali saat Mi Joo secara tidak sengaja menjatuhkan pistol-nya. Loh, kok penerjemah punya pistol segala?! Setelahnya, mereka berdua secara accidentally terus bertemu hingga akhirnya Mi Joo didapuk oleh ayah Seon Gyeom untuk menjadi penerjemah dirinya dalam sebuah acara internasional.
“Apakah kamu percaya takdir? Aku ya, hanya jika prianya tampan.”
Oh Mi Joo, Run On
Keluarga dari Seon Gyeom ini bisa dibilang keluarga papan atas di negaranya sana. Ayahnya adalah seorang pejabat negara yang juga sedang mencalonkan diri sebagai presiden. Ibu Seon Gyeom adalah aktris tersohor di Korea Selatan. Sementara kakak perempuannya merupakan atlet golf yang selalu menyabet juara pertama dalam setiap kejuaraan golf.
Sayangnya, Seon Gyeom menjalani kehidupannya dengan cara-cara yang telah diatur oleh ayahnya demi menjaga citranya di hadapan publik termasuk karirnya sebagai pelari. Sehingga ia tidak pernah merasa memiliki apapun dan tidak pernah takut kehilangan apapun karena merasa tidak memiliki apa-apa, sampai akhirnya ia bertemu dengan Oh Mi Joo. Ehm…
Di sisi lain, Oh Mi Joo adalah seorang yatim piatu yang dengan segala cara melakukan apapun untuk mendapatkan uang agar bisa bertahan hidup. Ia bahkan rela menerima cacian dan hinaan yang dilontarkan orang-orang demi mendapatkan pekerjaan dan bayaran. Sampai akhirnya juga ia bertemu dengan Seon Gyeom yang berkepribadian unik dan kata banyak orang membosankan, tapi menurut Mi Joo justru menggemaskan. Uhuy!
Saat ayah Seon Gyeom memberi uang dalam jumlah besar agar Mi Joo tidak menerjemahkan apa yang diucapkan Seon Gyeom jika itu dapat membahayakan citranya, untuk pertama kalinya ia mengembalikan uang tersebut tanpa menggunakannya sepeser pun.
Kisah Seo Dan Ah – Lee Yeong Hwa
Sekarang, lanjut ke cerita kedua yaitu tentang Seo Dan Ah dan Lee Yeong Hwa. Seperti tipikal perempuan tajir dalam drama Korea pada umumnya, Seo Dan Ah yang merupakan CEO dari suatu agensi selalu tampil perfect dengan busana yang dikenakannya. Uniknya, ia tidak pernah menggunakan high heels melainkan selalu menggunakan sepatu kets. Mengapakah? Hmm…
Kepribadiannya yang dingin, ketus, sering memandang rendah orang lain dan tampak tidak pernah berempati pada orang lain membuat banyak orang yang melipir alias jauh-jauh deh dari Si Mbaknya. Termasuk Oh Mi Joo yang selalu memandang, “Apa banget sih ni orang?” pada Dan Ah.
Suatu hari Dan Ah mampir ke sebuah kafe dan tertarik pada lukisan yang dibuat oleh seorang mahasiswa jurusan seni, Yeong Hwa. Jika Dan Ah terpesona pada lukisan Yeong Hwa, maka Yeong Hwa terpesona oleh kharisma sang CEO. Love at the first sight ceritanya, chingudeul!
Jujur cerita Dan Ah dan Yeong Hwa ini lebih menarik dan bikin gemas saat menontonnya. Melihat Yeong Hwa yang friendly, senang bergaul dan suka senyam-senyum kemudian mendekati singa betina yang ‘senggol bacok’, bikin penonton bertanya-tanya gimana caranya dia bikin noona satu ini luluh?
Belajar Self-Love Dari KDrama “Run On”
Salah satu hal yang menarik dalam drama ini adalah melihat perkembangan karakter dari episode awal sampai akhir. Semuanya pun tampak natural tanpa ada ‘tiba-tiba’ begini dan begitu. Meskipun karakter mereka terlihat berubah setelah jatuh cinta (cinta mengubah segalanya, ye kan?) namun ada proses dibalik itu semua dan tidak terjadi secara instan.
Selain itu, karakter-karakter dalam drama ini sendiri berkembang dengan lebih mencintai dirinya sendiri. Ada yang tadinya hanya diam dan nurut sepanjang hidup akhirnya berani speak-up dan mengatakan hal yang diinginkannya, ada yang kelewat bucin tapi kemudian sadar bahwa dirinya adalah manusia dan bukan benda yang bisa diperlakukan semena-mena.
Dalam tulisan ini, saya mengambil pelajaran mengenai self-love dari keempat karakter utama drama “Run On”.
Belajar Menyuarakan Isi Hati
Sepanjang hidupnya, Ki Seon Gyeom “disetir” oleh ayahnya. Segala tindak tanduknya diawasi, tidak boleh ada satu hal pun yang dilakukan tanpa persetujuan ayahnya.
Suatu hari, Seon Gyeom mengetahui kejadian bullying yang menimpa rekan sesama atlet lari. Ia berusaha untuk mengungkap kebenaran dan membawa pelaku bullying hingga ke ranah hukum, namun yang terjadi para pelaku malah dibebaskan dan menganggap kejadian tersebut adalah “mendisiplinkan” sesama atlet. Ommo!
Ayah Seon Gyeom pun meminta puteranya agar tetap bungkam dan tidak lagi mengungkit masalah tersebut. Seon Gyeom yang geram kemudian ‘curhat’ pada Mi Joo. Mi Joo mengungkapkan pendapatnya bahwa jika Seon Gyeom tidak ingin tinggal diam, ya jangan diam saja.
Mulai dari kejadian tersebut akhirnya Seon Gyeom berani untuk menyuarakan isi hatinya dan tidak ingin hidupnya terkekang lagi oleh perintah ayahnya.
Seon Gyeom sampai rutin menulis diary yang diberikan oleh Mi Joo, agar ia bebas menyuarakan isi hatinya di sana dan belajar untuk lebih bisa mengekspresikan lagi dirinya. Seon Gyeom yang mulanya kaku kayak kanebo kering pun ke sini-sini lebih friendly dan menyenangkan.
Belajar Menjaga Kehormatan Diri
Oh Mi Joo, sebagai penerjemah freelance yang berpenghasilan tidak seberapa, sering kali harus membuang harga diri serta membuang kehormatannya demi mendapatkan pekerjaan dan penghasilan.
Mi Joo sejak kecil sering disalah-salahkan, dihina dan dijelek-jelekkan sebab ia yatim piatu. Namun ia menelan semuanya agar dapat tetap bertahan hidup. Hingga dewasa pun, ia kerap disalah-salahkan oleh atasannya dalam hal pekerjaan meskipun bukan ia yang melakukan kesalahan. Tapi, sudah jelas pasti ia yang meminta maaf.
Sampai akhirnya ia mengenal Seon Gyeom dan sadar bahwa menghormati diri sendiri dengan tidak membiarkan orang lain bertindak semena-mena itu penting. Mi Joo yang memang dari sananya vokal pun akhirnya berani menentang orang-orang yang berusaha menginjak-injak dirinya termasuk ayah Seon Gyeom. Waw!
Ada satu scene yang menarik yaitu saat Mi Joo bekerja sebagai penerjemah dalam sebuah syuting film barat, sutradara dalam film tersebut menjelek-jelekan orang-orang Korea Selatan yang bekerja di sana. Jika biasanya Mi Joo hanya diam, kali itu ia membalas perkataan sutradara tersebut dan tidak sudi untuk meminta maaf. Hehe~
Walaupun demikian, sebenarnya Mi Joo sangat mencintai dirinya sendiri. Hal ini dibuktikan saat ayah Seon Gyeom mengirim orang untuk memata-matai dirinya dan mengancam akan menghancurkan karirnya, Mi Joo memilih berpisah dengan Seon Gyeom untuk menyelamatkan dirinya dari patah hati.
Belajar Untuk Tidak Selalu Terlihat Sempurna
Seo Dan Ah awalnya adalah seorang wanita karir yang hidupnya tampak sempurna bahkan tanpa kehadiran pria di sisinya. Ia tidak memedulikan ayahnya yang terus memburu dirinya agar segera menikah untuk menepis stigma yang beredar di masyarakat. Sampai ia bertemu dengan Yeong Hwa, yang membuat pikirannya terus tertuju pada pelukis tersebut.
Dan Ah dengan sombongnya mengungkapkan kalau ia hanya butuh Yeong Hwa untuk menyelesaikan lukisannya. Ia hanya tertarik pada lukisannya namun tidak pada siapa yang ada dibalik lukisan tersebut. Namun, akhirnya pertahanannya runtuh ketika ia menyadari bahwa dia memang menyukai Yeong Hwa. Gengsinya di telan sendiri kan akhirnya, lol.
Setelah jatuh cinta, Dan Ah pun tidak jarang menunjukkan sisi lainnya pada ‘sahabatnya’ yaitu Oh Mi Joo dan kekasihnya, Lee Yeong Hwa. Ternyata, selama ini dirinya sendiri pun lelah selalu harus terlihat perfect dalam lingkungan keluarga dan pekerjaannya.
Belajar Menghargai Diri Sendiri
Lee Yeong Hwa yang sejak awal menyukai CEO Seo, tidak pernah menyerah untuk menghubungi dirinya bahkan mencari waktu untuk bertemu dengan Dan Ah. Yeong Hwa pun rela menerima kalau Dan Ah hanya memperlakukannya sebagai pelukis yang karyanya ingin ia miliki. Dan Ah hanya setuju untuk bertemu dengan Yeong Hwa jika konteks pertemuan mereka adalah membicarakan lukisan.
Suatu kejadian membuat Yeong Hwa akhirnya mengambil sikap. Dengan tegas ia tidak ingin lagi berhubungan dengan Dan Ah meskipun Dan Ah adalah kliennya. Ia pun mengambil langkah untuk move-on meskipun saat itu udah jadi bucin banget!
Yeong Hwa terlanjur sakit hati karena perkataan Dan Ah dan tidak ingin harga dirinya diremehkan terus-menerus oleh Dan Ah. Intinya mah, bucin boleh tapi harga diri tetap prioritas. Yeong Hwa bahkan meminta Dan Ah untuk meminta maaf atas perkataan yang telah ia lontarkan.
Penutup
Selain tentang self-love, drama ini juga banyak bercerita tentang bagaimana setiap karakternya berusaha untuk menggapai cita-citanya dan jatuh cinta tidak membuat mereka lupa dengan tujuan hidup serta impian yang ingin dicapai.
Oiya, meskipun ini drama romance tapi cerita percintaannya itu berjalan perlahan dan tidak buru-buru. Spoiler ah, penonton baru melihat adegan Seon Gyeom dan Mi Joo berpegangan tangan saja di episode ke-11. Gaya pacarannya pun sopan banget, saling support dan menghargai privasi satu dengan yang lainnya.
Bisa nonton di Netflix, chingudeul, kalau butuh tontonan romantis yang ringan-ringan!
Full-time mom and wife, half-time writer. Menonton dan mereview drakor sebagai salah satu wujud me time dari rumah 😉
Tinggalkan Balasan