Salah satu kegemaranku yang tertahan selama pandemi ini adalah jalan-jalan. Tahun lalu kami sekeluarga sudah merancang-rancang agenda jalan-jalan. Namun akibat pandemi, batal sempurna.
Aku cukup beruntung karena diberkahi kesempatan dan rezeki mengunjungi beberapa negara tetangga dengan tujuan liburan bersama keluarga. Biasanya paling tidak kami akan menghabiskan waktu satu minggu untuk liburan. Namun tidak selalu seberuntung itu. Negara dengan kunjungan tersingkat adalah Korea Selatan. Secara stempel paspor sih lima hari, tapi mendarat di Incheon menjelang tengah malam, kemudian ketika pulang menggunakan pesawat paling pagi. Jadi subuh sudah harus check-out dari hotel. Sama aja bohong kan, ya…
Waktu untuk jalan-jalan efektifnya hanya tiga hari, sehingga tempat wisata yang kami kunjungi pun tidak banyak. Antara lain Korean Demilitarized Zone (DMZ) dan Everland Theme Park. Ketika itu aku belum jadi penggemar drakor, danhallyu wave belum sedahsyat sekarang. Jadi aku tidak punya banyak referensi juga selain drama “Winter Sonata”. Mungkin kalau sekarang mengunjungi DMZ, walaupun tempatnya gak sama, tapi pasti bakalan terbayang-bayang scene pertemuan dan perpisahan Capt. Ri dan Yun Se Ri, lalu mengharu biru. Ah…
Sekarang, setelah menonton lebih banyak drama dan film Korea, aku merasa agak menyesal kenapa dulu gak lebih lama jalan-jalan di sana, dan udah gitu yang didatangi bukan lokasi-lokasi romantis… #halah
Etapi menurutku, Seoul itu sendiri terasa romantis. Kotanya sangat modern, namun cantik dan apik. Banyak instalasi seni yang dipajang di tempat umum. Dan memang, Korea Selatan memiliki banyak galeri dan museum seni yang pasti menarik untuk dikunjungi. Hanya di Kota Seoul saja setidaknya ada empat museum seni yang besar, antara lain Lotte Museum of Art di Lotte World Tower, dan National Museum of Modern Contemporary Art (MMCA), yang juga ada di tiga kota lainnya.
Sebenarnya ada banyak sekali tempat-tempat yang menarik dan ingin kukunjungi di Korea Selatan. Mulai dari Pulau Nami sampai Pulau Jeju. Mulai dari merasakan suasana Korea di masa Dinasti Joseon di Desa Bukchon Hanok, sampai wisata halu ke SMTown yang jadi surganya KPop lovers. Ya, siapa tahu tiba-tiba bersirobok pandang dengan Jin BTS yang lagi jajan chiki ke indoapril setempat… #haludimulai
Tapi sebenarnya, daerah atau kota di Korea Selatan yang paling bikin penasaran adalah Kota Busan. Ada apa dengan Busan?
Daftar Isi
Busan Boys
Busan adalah kota asalnya Gong Yoo dan dua orang member BTS, yaitu Jeon Jong Kook dan Park Ji Min. Tidak hanya mereka bertiga, namun ada sederet nama tenar “Busan boys” lainnya.
Sebut saja para oppa tampan jagoan akting seperti Lee Joon Gi, Park Hae Jin, Kang Ha Neul, dan Nam Joo Hyuk. KPop star seperti I.N Stray Kids, Woozie Seventeen, dan. tak ketinggalan, Kang Daniel, yang tahun 2019 terpilih menjadi Duta Promosi Kota Busan.
Gak kalah juga aktris dan idols cantik. Salah satunya Jeon Mi Do, yang memerankan Chae Song Hwa, si dokter cantik pujaan empat oppa dokter tampan, juga berasal dari Busan. Jadi penasaran, kaya’ apa sih kota tempat para gantengs dan cantiks ini berasal? Apakah segantengs dan secantiks mereka juga? Huumm…. #haluberlanjut
Dialek yang Khas
Aku penasaran dengan dialek Busan yang khas. Katanya sih, Jimin BTS sering menggunakan dialek itu. Dalam beberapa drama juga sering menampilkan tokoh dengan dialek Busan. Sayangnya aku tidak bisa membedakan seperti apa yang namanya dialek Busan, kecuali dalam drama “The King: Eternal Monarch”, yaitu pada dialek yang digunakan Jo Eun Sup yang dikisahkan berasal dari Busan. Mungkin kalau (minimal) seminggu beredar di sana, akhirnya aku bisa membedakannya, atau bahkan menirukannya hihi
Tujuan Wisata Menarik
Kota Busan memiliki banyak lokasi tujuan wisata yang menarik. Kalau Seoul lebih seru dengan hiruk pikuk keramaian dan kehidupan modernnya, maka Busan punya suasana yang lebih santai dan tenang. Aku membayangkannya seperti Kota Yogyakarta.
Pantai Haeundae
Pantai Haeundae adalah pantai yang terbesar dan yang paling terkenal di Busan. Garis pantai sepanjang hampir 1.5 KM dan hamparan pasir selebar 30 – 50 meter.
Setiap musim panas pantai ini ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun internasional. Sepanjang tahun, di pantai ini diadakan berbagai festival. Salah satunya yang paling populer adalah “Polar Bear Club”. Festival ini biasanya diadakan di bulan Januari, dimana orang-orang akan berenang di dalam air yang hampir membeku. Brrrrr… membayangkannya saja sudah menggigil…
SEA LIFE Busan Aquarium
Tidak jauh dari Pantai Haeundae, yang suka akuarium dan kehidupan bawah laut bisa menyambangi SEA LIFE Busan Aquarium, yang merupakan salah satu akuarium terbaik yang ada di Korea. Dengan luas sekitar 3,6 Ha, dan tiga lantai di bawah tanah, SEA LIFE terdiri atas 8 zona yang masing-masing memiliki tema berbeda. Akuarium ini juga memiliki terowongan laut yang membuat kita seakan-akan berjalan di dasar lautan dengan dikelilingi oleh hewan-hewan laut.
Pantai Gwangalli dan Jembatan Gwangan
Kalau siang mainnya ke Pantai Haeundae, maka malamnya bisa main ke Pantai Gwangalli, yang disebut-sebut di lagu “When I go to Busan”-nya Jung Kyung Ho. Di sepanjang pantai ini banyak terdapat restoran dan tempat-tempat ngumpul lainnya. Dari pantai ini, kita bisa menyaksikan keindahan Jembatan Gwangan di malam hari, yang menampilkan atraksi lampu dua atau tiga kali setiap malam.
Gamcheon Cultural Village
Busan memiliki desa unit bernama “Gamcheon Cultural Village”. Keunikannya terletak pada rumah dan tembok-tembok beraneka warna yang dipenuhi street art. Rumah-rumah bersusun bertangga-tangga, dan dinding-dindingnya dipenuhi dengan mural karya penduduk setempat. “Santorini” ala Korea. Wah, harus siap-siap memory card bertera-tera ini mah!
Wisata Belanja: Supermall Sampai Pasar Ikan
Bukan liburan namanya kalau tidak pakai acara shopping. Wahai para penyuka belanja, ketahuilah, bahwa di Busan terdapat Department Store terbesar di dunia berdasarkan Guiness World Records. Namanya “Shinsegae Centum City”. Tidak hanya buat belanja-belanja, tetapi banyak atraksi menarik lainnya di sini. Mulai dari golf range (4 lantai cuy….), ice rink, jjimjilbang atau spa gaya Korea, dan di lantai rooftop ada Zooraji, outdoor theme park yang bertema dinosaurus. Hmm… sepertinya setidaknya satu (atau bahkan dua?) hari harus dialokasikan khusus untuk mengeksplorasi supermall ini.
Dan yang namanya shopping tidak lengkap kalau belum mampir ke pasar tradisional. Di Busan ada Pasar Gukje yang penuh dengan penjaja makanan dan barang-barang berkualitas dengan harga miring. Di seberangnya ada Pasar Bupyeong atau yang lebih dikenal dengan Pasar Kkangtong. Buat yang suka seafood, bisa menyambangi Pasar Jagalchi, yang merupakan pasar ikan terbesar di Korea Selatan.
Pasar Jagalchi
Pasar Jagalchi ini pernah diulas juga oleh Youtuber Chris Raney. Jagalchi ini bukan pasar ikan biasa, tetapi merupakan gedung tujuh lantai. Lantai dasar adalah yang kita sebut di sini pasar basah. Lantai 2 adalah restoran, dimana kita bisa memesan makanan dengan bahan segar yang dibeli dari lantai dasar. Sambil makan, kita bisa memandang ke arah pantai dan pelabuhan.
Lantai 3 dan 4 adalah perkantoran, dan di Lantai 5 kembali ada berbagai restoran. Yang unik dari Pasar Jagalchi ini, di lantai 6 ada balai pernikahan (wedding hall), dan di lantai paling atas ada penginapan.
Banyak Jalan Menuju Busan
Ternyata banyak sekali tempat menarik dan kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan di Busan. Dan tidak sulit untuk mencapai kota ini. Seperti halnya Roma, ternyata ada banyak jalan juga menuju Busan.
Pesawat Terbang
Untuk mencapai Kota Busan, kita bisa mengambil penerbangan dari Bandara Gimpo (sekitar 30 menit perjalanan bus dari Bandara Incheon) ke Bandara Gimhae. Lama penerbangan kurang lebih 55 menit. Jauh lebih cepat daripada menggunakan bus atau kereta api cepat. Tapi kalau dihitung dengan waktu untuk urusan imigrasi dan bagasi, belum lagi banyak aturan-aturan untuk penerbangan, sepertinya pilihan ini cukup merepotkan, kecuali Busan memang menjadi tujuan utama. Harga tiket untuk perjalanan pergi-pulang berkisar 75.000 – 86.000 KRW ( Rp. 950.000 – Rp. 1.100.000).
Kereta Api Cepat (KTX – Korea Train Express)
Ada beberapa pilihan kereta api dari Seoul ke Busan. KTX adalah pilihan yang paling cepat, namun paling mahal. Harga tiketnya untuk satu arah perjalanan berkisar 53.000 – 60.000 KRW ( Rp. 670.000 – Rp. 760.000). Waktu perjalanan hanya sekitar 2 jam 50 menit, dan jadwalnya pun cukup banyak; hampir setiap satu atau setengah jam. Hm… semoga tidak ada zombienya ya… etapi, kalau ada zombie, kemungkinan besar ada Gong Yoo juga dong… Huaa… dilema ini namanya… Eotteoke???
Bus atau Mobil
Bus adalah pilihan yang paling ekonomis. Harga tiket bus dari Seoul ke Busan untuk satu arah perjalan berkisar 23.000 – 45.200 KRW (Rp. 290.000 – Rp. 570.000). Lama perjalanan dari terminal Gyeongbu, Seoul, ke Busan adalah sekitar 4 jam 15 menit, tergantung kondisi keramaian lalu lintas. Jadwalnya juga cukup banyak, yaitu 3 kali dalam sejam, mulai pukul 16.00 sampai dengan 18.40 waktu setempat.
Berkendara dengan mobil adalah pilihan terakhir. kecuali kita memang penyuka road trip, maka ini adalah pilihan yang paling tidak ideal. Jarak 400km antara Seoul dan Busan bisa memakan waktu 7 jam atau bahkan lebih, tergantung kondisi lalu lintas. Hmm… males aja kan, kalau liburan rusak gara-gara terjebak kemacetan.
(dari berbagai sumber)
Natural born romance junkie with introverted sensing and extroverted thinking.
Setelah lama vakum, kembali rutin menulis di blog http://dwitobing.blogspot.com/ .
Penggemar makanan enak, pecandu kisah cinta, dan pengagum para oppa tampan.
Tinggalkan Balasan