Hidup itu seperti bunga yang mekar hanya sekali
Lee Gyeom – Saimdang Light’s Diary
Langit dan bumi seperti pohon yang besar
Yang akan jatuh dari pohon setelah mekar
Sutradara : Yoong Sang Ho
Naskahnya ditulis oleh : Park Eun Ryung
Adapun yang menaungi K – drama ini ialah Group 8
Saimdang Ligh’s Diary memesona karena kisah ini dihidangkan dengan assecories percintaan memikat antara dirinya dengan pria yang dikenal sebagai Lee Gyeom (Song Seung hoon) seakan memang terjadi padahal hanya fiksi belaka, karena kisah aslinya Shin Saimdang dalam sejarah perempuan Korea ini tidak memiliki kekasih gelap sebagai mana yang menghiasi tiga puluh episode drakor dengan bintang utamanya si cantik Lee Young Ae
Tentu saja dalam pemaparan kisah Lee Gyeom cinta matinya memang hanya pada Shin Saimdang dalam hampir dua puluh episode keukeuh dia tidak mau berpaling pada perempuan lain, sehingga pribadi lelaki yang satu ini memang terkadang memikat karena cintanya yang utuh hanya pada Saimdang sebagiannya lagi bisa Kita sesali bersama terhadap kenyataan bahwa kesedihan lelaki yang layak dicintai Shin Saimdang ini tiada berakhir dalam episode panjang tak kunjung ending dari derita.
Pada episode (5) Lee Gyeom sempat dinikahkan dengan salah seorang gadis desa di kampungnya Bukpyung bersamaan dengan Saimdang dan keluarga berangkat menuju kota (Hanyang) untuk merantau merintis kehidupan khususnya demi kemajuan putera dan puterinya.
Menjelang peresmian pernikahan Lee Gyeom kabur ketika upacara ritual pernikahan akan diselenggarakan. Malahan lelaki patah hati ini pergi berkuda menuju bukit yang relative mudah menyaksikan kepergian Saimdang dengan putera – puterinya.
Memang ini adalah rekayasa fiktif dalam kisah Shin Saimdang tetapi sebagai hiburan bolehlah jadi alternative jeda dari rutinitas keseharian para Ibu penggemar drama panjang seperti lari marathon kendati tentu saja, berlimpah kesedihan sebagaimana lajimnya drakor.
Selebihnya bagi penulis secara pribadi penasaran juga bagaimana kehidupan Shin Saimdang sebagai pelukis terkenal pada jamannya, dia juga ahli kaligrafi di dunia nyata sekitaran 500 tahun yang lalu berhasil mendidik, membesarkan tujuh putera / puterinya, perempuan hebat ini berhasil mengantarkan empat orang anak dan semuanya sukses pada masa kejayaan Dinasti Joseon (1540).
Hebat ya . . . Saimdang sukses membesarkan ketujuh putera dan puterinya, melegenda sebagai pelukis kenamaan sekaligus juga berhasil memukau dunia karena ketrampilannya membuat kaligrafi negeri gunung Keumgangsando.
Daftar Isi
Lee Gyeom Dan Kisah Cinta Yang Tak Sampai
Si kecil Lee Gyeom sepertinya setelah ditemukan pengawal Raja Jungjong langsung diberikan pada Bibinya seusai huru – hara di kerajaan tersebut dimana salah satu dedengkot penjahatnya adalah Min Chi yoeng.
Pengawal raja yang hemat kata – kata sesungguhnya teramat mencintai Lee Gyeom dengan caranya yang sangat misterius, diam – diam cinta dengan sepenuh hati bagai pada anak kandungnya sendiri.
Saat huru – hara terjadi pengawal raja tersebut hafal bahwa Lee Gyeom kecil salah satu kerabat raja yang Ayah dan Ibunya telah wafat sehingga untuk istilah kita populer disebut sebagai yatim piatu kemudian diasuh juga dibesarkan oleh Bibinya yang sangat peduli terhadap pendidikan serta akhlak ponakannya.
Sang Bibi ini instan akan menasihati ponakan super bandel dengan kata – kata yang seringkali tidak dianggap oleh Lee Gyeom kesannya sang Bibi pengganti Ibunya sedemikian nyinyir tanpa tanding.
Perawakan Lee Gyeom (dewasa) sangat ideal tinggi dengan wajah menawan dan penampilan memikat umumlah kaum ningrat, tutur sapanya ramah pada siapapun, welas asih, mudah bergaul dengan semua level namun dengan tingkat emosi kadang meledak – ledak menjadikan sifatnya ini salah satu titik kelemahan laki – laki bangsawan dari desa Bukpyung sangat kontras dengan sikap Shin Saimdang nan lembut dan anggun.
Sepertinya puncak emosi Lee Gyeom ditampilkan begitu dramatis saat dia menggebrak Raja Jungjong yang belum pulih dari sakitnya, karena rencana raja memang sangat aneh dan di luar jangkauan akal sehat, yaitu membunuh Lee Gyeom dan Shin Saimdang satu paket. Rajanya memang sakit psychis berat sehingga melakukan banyak hal di luar jangkauan rasional.
Ketidak berhasilan Min Chie Yeong melaksanakan operasi senyap pembunuhan terhadap Lee Gyeom dan Shin Saimdang salah satu sebabnya adalah ketrampilan Lee Gyeom dalam memainkan pedang sehingga Min Chie yeong terbunuh dan masih sempat membuka rahasia tentang perintah Raja, disamping juga operasi senyap ini diketahui jelas oleh Pengawal Raja yang menyampaikan pada Putera Mahkota.
Sehingga putera mahkota bisa mengirimkan bala bantuan untuk menyelamatkan Lee Gyeom demikian Shin Saimdang. Meskipun memakan banyak korban yang terbunuh dengan pedang juga panah, keduanya selamat pada salah satu episode yang berdarah – darah.
Pengawal Raja diperintah untuk membunuh Lee Gyeom setelah edisi penghianatan versi Raja Jungjon yang akhirnya sang pengawal setia ini bunuh diri / hara kiri ketika Raja memerintahkan agar Lee Gyeom dibunuh di tengah jalan.
Lee Gyeom dilepaskan dan dibawa lari oleh para pengikutnya kemudianpun dia menyeberang dengan menggunakan kapal kecil disambung dengan kapal besar berlayar hingga Italia.
Keberhasilan pelarian Lee Gyeom sesungguhnya atas usaha Saimdang masa 500 tahun telah berlalu yang didatangi oleh Seo Ji Yoon dari masa depan, mereka berdialog secara alam ghaib seperti memang nyata, karena Seo Ji Yoon dari masa depan memberikan gelang kekuatan ( mungkin maksudnya semacam ajian, namun ditafsirkan dalam bentuk benda ! )
Lee Gyeom muda
Peran Lee Gyeom muda dimainkan oleh Yang Se Jong lahir 23 Desember 1992 di Gyeongg_Anyang Korea Selatan, dalam tayangan beberapa episode Lee Gyom muda ini sikap dan perilakuna cukup memikat malas belajar.
Pada awal episode Lee Gyeom muda banyak konyolnya, wajahnya sangat menawan. Ada adegan kiss dua atau tiga kali yang dilakukan pemuda tampan ini. Yang Se Jong juga berperan sebagai Han Sang hyun salah seorang mahasiswa cerdas yang berperan intens membantu Seo Ji-yoon menerjemahkan bahasa China.
Kesibukan Lee Gyeom muda cuma melukis hingga seluruh ruangan penuh kertas – kertas gagal melukis, suka pura – pura belajar dan menggoda Bibi yang memelihara hingga hukuman Raja akan dijatuhkan padanya Bibi siap bertukar nyawa demi ponakan tercinta.
Sang Bibi ridha dari ucapannya untuk menukar nyawa dia, saking cintanya sama Lee Gyeom yang sesungguhnya selalu membuat Bibi gemes atas berbagai tindakan sang ponakan memelihara mulai sejak kecil, bersiap menikahkan dengn Shim Saimdang yang gagal hingga Lee Gyeom menjadi pejabat pemerintah.
Dalam kisah Lee Gyeom dan Shin Saimdang tidak pernah mengetahui bahwa pengawal Raja yang membunuh Ayah Shin Saimdang juga atas perintah Raja. Memang drama . . . !
Pembunuhan demi pembunuhan yang dilakukan atas perintah Raja dan yang mengeksekusi adalah pengawal terdekatnya disebabkan kondisi Raja yang salah satunya insomnia, berikutnya karena para Menteri – menteri yang disekeliling Raja mereka adalah pejabat – pejabat sangat korup (diantara yang dikisahkan adalah Min Chi -yeong) hidup bermewah – mewahan.
Raja Jungjon pada masa itu sesungguhnya tidak memiliki jiwa kepemimpinan yang diharapkan oleh rakyat, raja yang sakit sepanjang sisa hidupnya.
Sesungguhnya Lee Gyom pantas jadi Raja jika ditilik dari kecerdasan dan pengaruhnya yang cukup luas, namun hidup dia bertahan karena kenangan hingga angan – angan untuk selalu bisa bersama Saimdang meskipun pada akhirnya yang bisa menundukan kebrutalan Lee Gyeom hanya Shin Saimdang (lihat episode.6)
Lee Gyeom sangat moderat, baginya tidak terlalu masalah perempuan jadi pelukis, akan tetapi aturan kerajaan dan para pemuka agama konfucuism di masa Joseon hal tersebut melanggar aturan kerajaan. Sehingga putera Mahkota sempat merasa serba salah dan dillematis.
Lee Gyeom menyerahkan semua harta benda miliknya tanah, gedung dan perangkat yang ada di Biiykdang untuk kemajuan para seniman di Hanyang
Saimdang muda (Paek Hye Soo) beberapa adegan lucu diantaranya saat Saimdang muda diberi hadiah pena berharga oleh Lee Gyeom muda (Yang Se Jong) dan pena tersebut dikatogerikan benda antik juga langka dari jaman dinasti Ming (1415).
Dalam realitas sesungguhnya tokoh Lee Gyeom ini tidak ada, asli fiktif sebagai menyempurnakan keindahan drakor yang memang jangan sampai kecele.
Sedih mah sedih saja ya tapi kisahnya fiksi belaka.
Kiprah Lee Gyeom Di Kerajaan Joseon
Dialog pedih ringan berpisah haru menderita, dalam episode 21 tergambar nyata bahwa Lee Gyeom berkiprah sangat signifikan di kerajaan ini (Joseon)
- Memberikan pencerahan dan wawasan pada putera mahkota
- Terampil menggunakan pedang dan telah biasa menggunakan senapan dimana kala itu sangat modern, sedang pejabat lain di kerajaan belum menggunakan senapan.
- Memiliki wawasan pengetahuan seni yang paling dihormati pada zamannya
- Masuk dalam wilayah warga kerajaan yang cukup dihormati
- Bergaul dengan semua lapisan
- Mencintai Shin Saimdang hingga ajalnya di Italia. ( para penulis kisah begitu terampil dan cerdik mendapat inspirasi dari lukisan orang Italia yang dalam lukisan tersebut ada satu pria memakai hanbok ditengah orang – orang Eropa )
Saimdang dan Lee Gyeom saat di puncak gunung
Pembacaan puisi ini diucapkan Shin Saimdang saat ngiup digubuk kecil atau orang Sunda menyebutnya Saung di gunung Geumkangsando
Bulan akan terbangun dari tidur
“Bulan yang tidur ?
Ungkapan yang sangat menarik !” ungkap Lee Gyeom sambil tidak lepas memandang wajah Saimdang yang memang sangat memikat meskipun telah memiliki empat anak putera dan puteri.
Matahari membenci Bulan yang tidur di siang hari dan bangun di malam hari . . .
Matahari tidak tahu betapa sulitnya Bulan menjaga dari kegelapan di malam hari
Matahari tidak tahu Bulan selalu berada di sisinya untuk melindunginya . . .
“Tapi . . . kenapa Kamu terlihat sedih” komentar Lee Gyeom saat menyimak puisi tersebut.
Puisi Lee Gyeom pada episode 26
Hidup itu seperti bunga yang mekar hanya sekali
Langit dan bumi seperti pohon yang besar
Yang akan jatuh dari pohon setelah mekar
Tidak ada alasan untuk merasa sedih atau takut
Pilihanmu adalah menerima hidupmu
Dan menerima kematian adalah pilihanku
Datang ke dunia ini adalah kehidupan
Dan kembali ketempat di mana Kita berasal
adalah kematian
Tidak ada alasan untuk menangisi daun yang jatuh
Inilah pilihanku
untuk melindungimu
Dalam bahasa Ibu rakyat Korea negeri ini dikenal juga dengan Dae Han Min Guk ; tentu saja seusai menonton tiga puluh episode yang cukup panjang meninggalkan kesan sangat epic bagi para tokoh yang ditampilkan.
Sangat kagum dan salut pada Park Eun Ryung yang menulis dengan teliti kisah drakor Saimdang Light’s Diary dengan dialog yang mengaduk – ngaduk makna juga sangat filosofis dengan sumber yang sering diucapkan secara cerdas oleh putera Shin Saimdag Lee Hyun Rong (Jun Joong –won ).
Mereka bisa jadi contoh yang nyata ada, meskipun sudah lima ratus tahun yang lampau akan tetapi prinsipnya kebaikan itu tampak sangat natural dan bisa diterima oleh akal sehat masyarakat dunia terkhusus lagi sangat terkait dengan prinsip – prinsip yang diterapkan seorang Ibu sangat cerdas dan sangat bijak. Intinya harus tabah dan sabar menonton drakor Shin Saimdang karena bukan hiburan biasa.
Bunda Intan, bukan penonton drakor, tapi penggiat literasi.
Tinggalkan Balasan