Hai classmate, kali ini aku mau bahas tentang pansori dan hubungannya dengan drama Jeong Nyeon ni. Yuk baca sampai habis!
Apa itu Pansori?
Pansori adalah seni pertunjukan tradisional Korea yang melibatkan seorang penyanyi solo (sorikkun) dan seorang penabuh drum (gosu). Mereka bersama-sama menceritakan kisah epik menggunakan vokal ekspresif, narasi bergaya (aniri), gerakan tubuh, dan iringan drum ritmis (jangdan). Genre ini berkembang pada abad ke-17 di wilayah barat daya Korea dan sering kali digunakan untuk menyampaikan pesan moral atau kritik sosial melalui cerita.
Pansori menekankan keintiman antara performer dan audiens, yang menjadikannya bentuk seni yang sangat emosional dan komunikatif. Karena warisan budaya yang kaya ini, pansori diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada tahun 2008.
Daftar Isi
Pansori Sebagai Tema Sentral dalam Jeong Nyeon
Jeong Nyeon mengangkat kisah seorang wanita muda, Yoon Jeong Nyeon, yang bercita-cita menjadi artis teater musikal meskipun berasal dari keluarga miskin. Dalam perjalanannya, seni pansori menjadi pusat dari perkembangan karakternya. Drama ini menggambarkan bagaimana seni tradisional dapat menjadi sarana untuk mengekspresikan emosi terdalam, memperjuangkan hak seseorang, dan mengatasi berbagai rintangan sosial.
Sebagai medium seni, pansori dalam Jeong Nyeon tidak hanya digunakan sebagai hiburan, tetapi juga sebagai simbol perjuangan dan identitas budaya. Jeong Nyeon, sebagai karakter utama, menggunakan seni ini untuk mencari kebebasan dan mengeksplorasi jati dirinya dalam masyarakat patriarkal pada era 1950-an.
Baca juga:
https://drakorclass.com/2023/03/27/review-drama-korea-twenty-five-twenty-one/
Representasi Pansori dalam Media Modern
Pansori sering dianggap sebagai seni klasik yang sulit diakses oleh generasi muda karena sifatnya yang tradisional dan waktu pertunjukan yang panjang (bisa mencapai 8 jam). Namun, Jeong Nyeon berusaha menjembatani kesenjangan ini dengan mengintegrasikan pansori ke dalam medium drama televisi yang populer. Drama ini menyajikan pansori dengan cara yang lebih relevan dan menarik bagi audiens modern tanpa mengorbankan esensi budaya aslinya.
Pendekatan ini mirip dengan upaya sebelumnya dalam media Korea, seperti film Seopyeonje (1993), yang juga mengeksplorasi hubungan emosional antara pansori dan kehidupan karakter. Jeong Nyeon memperluas tema tersebut dengan menyoroti perjuangan seorang wanita muda dalam dunia seni tradisional yang didominasi oleh pria.
Simbolisme Pansori dalam Jeong Nyeon
1. Ekspresi Emosi dan Perjuangan
Pansori dikenal karena kemampuannya menggambarkan berbagai emosi manusia, mulai dari kesedihan mendalam hingga kebahagiaan yang meluap. Dalam Jeong Nyeon, seni ini menjadi alat bagi karakter untuk menyuarakan rasa sakit, harapan, dan ketabahan mereka. Misalnya, melalui lirik-lirik naratif pansori, penonton dapat merasakan perjuangan Jeong Nyeon melawan ketidakadilan sosial.
2. Pansori sebagai Identitas Budaya
Dalam era globalisasi, pansori menjadi simbol penting dari identitas budaya Korea. Dengan memasukkan seni ini ke dalam Jeong Nyeon, drama ini tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga mempromosikannya kepada audiens internasional.
3. Kesetaraan Gender dalam Seni Tradisional
Dunia pansori tradisional sering kali didominasi oleh penyanyi pria. Namun, Jeong Nyeon menempatkan seorang wanita sebagai pusat cerita, menggarisbawahi perjuangan perempuan dalam menembus batasan gender dalam seni.
Peran Kim Tae Ri sebagai Yoon Jeong Nyeon
Kim Tae Ri, yang memerankan Yoon Jeong Nyeon, menghadapi tantangan besar dalam menghidupkan karakter ini. Ia tidak hanya harus menggambarkan emosi yang kompleks, tetapi juga mempelajari teknik pansori, yang membutuhkan stamina fisik dan vokal yang luar biasa. Penampilan Kim diharapkan menjadi sorotan utama drama ini, menarik perhatian pada keindahan pansori sebagai bentuk seni.
Menghubungkan Masa Lalu dan Masa Kini
Drama seperti Jeong Nyeon menunjukkan bagaimana seni tradisional seperti pansori masih relevan di dunia modern. Dengan menghubungkan narasi sejarah dengan perjuangan universal manusia, Jeong Nyeon berhasil menjadikan pansori sebagai medium untuk merenungkan isu-isu sosial kontemporer, seperti kesetaraan gender, kelas sosial, dan identitas budaya.
Melalui cerita Jeong Nyeon, penonton juga diajak untuk menghargai warisan budaya Korea, sekaligus melihat bagaimana seni dapat menjadi alat untuk perubahan sosial. Ini mengingatkan kita bahwa tradisi bukan hanya sesuatu dari masa lalu, tetapi juga sesuatu yang dapat dihidupkan kembali dan direinterpretasikan dalam konteks modern.
Kesimpulan
Hubungan antara Jeong Nyeon dan pansori adalah contoh sempurna bagaimana seni tradisional dapat diintegrasikan ke dalam media populer untuk menyampaikan pesan yang relevan dengan kehidupan saat ini. Dengan menggabungkan drama sejarah dan pansori, Jeong Nyeon bukan hanya sebuah hiburan, tetapi juga penghormatan terhadap warisan budaya Korea yang kaya.
Pansori, dengan kompleksitas emosional dan kedalaman artistiknya, memberikan fondasi yang kuat untuk cerita ini. Melalui drama ini, seni tradisional Korea memiliki peluang untuk menjangkau audiens global, memperkenalkan keindahan dan nilai-nilainya kepada dunia modern.
Sumber:
UNESCO – Pansori Epic Chant
https://ich.unesco.org/en/RL/pansori-epic-chant-00070
Korean Cultural Center New York
Annyeong! Holla! Salam kenal.
Perkenalkan saya seorang guru yang hobi menonton k-drama, k-movie dan k-pop an. Saya punya hobi menghalu setinggi langit dan masih belajar akan makna kehidupan dan menulis. Let’s be friend^^
IG:: @nnaanniikk
Email:: [email protected]
Tinggalkan Balasan